RAKYAT ACEH | LHOKSUKON – Jajaran Direksi Perumda Tirta Pase Kabupaten Aceh Utara, meminta saran pendapat kalangan wartawan untuk meningkatkan kinerja dalam mengelola air bersih untuk kebutuhan masyarakat.
Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pase, Imran dalam kegiatan coffee morning bersama puluhan wartawan yang tergabung dalam lintas organisasi, Selasa (17/12) pagi diareal pabrik Tirta Pase di Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara.
Ia mengatakan, dirinya merasa senang dan gembira bisa berkumpul dengan kalangan wartawan dan ketua organisasi wartawan. “Lewat silaturahmi ini kami bisa menjaring beragam ide dan gagasan yang disampaikan oleh wartawan dalam meningkatkan kinerja Perumda Tirta Pase kedepannya,”kata Imran.
Ia menyebutkan, banyak sekali masukan dan kritikan yang tujuannya untuk membangun Tirta Pase Aceh Utara agar lebih berkembang lagi sebagai upaya untuk menghasilkan PAD.
“Ada banyak perihal yang disampaikan rekan media untuk Perumda Tirta Pase, diantaranya pengembangan air kemasan Ie LOEN, distribusi air bersih, keluhan pelanggan, wisata air, Pendapatan Asli Daerah (PAD), hingga beberapa pelayanan lainnya.
Lanjut Imran, Perumda Tirta Pase berupaya melihat peluang yang ada dengan ekspansi pengembangan suplai air minum non perpipaan sebagai sebuah solusi meningkatkan kebutuhan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan aspek keterjangkauan. Dengan program rekayasa dan optimalisasi fasilitas prasarana yang ada yaitu peralatan Water Treatment Plant Reverse Osmosis (WTP-RO) sebesar 20 Liter/Detik yang produksinya ekuivalen dengan 72 ribu liter/jam, maka akan mampu menghasilkan air siap minum kepada masyarakat pada tahun mendatang.
Hal itu sebagai upaya kesiapan Perumda Tirta Pase dalam menghadapi persaingan global khususnya disektor air minum.
Upaya dalam mengoptimalkan fasilitas yang ada lainnya pun dilakukan, Perumda Tirta Pase mengembangkan Kawasan Wisata Air sebagai sarana edukasi bagi pelajar dan masyarakat untuk memahami akan pentingnya mengelola air secara baik. Mulai dari hulu sampai ke hilir sekaligus upaya menata kepemilikan aset agar lebih memiliki nilai makimal pemanfaatannya.
“Kawasan ini memiliki area seluas 1,2 hektar dan sebelumnya merupakan area tempat pembuangan lumpur yang hampir 18 tahun tidak termanfaatkan dengan baik. Kini, berbagai miniatur hadir dikawasan tersebut, mulai dari kolam ikan, air terjun, kolam renang, wahana air, air mancur, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang nantinya diselaraskan dengan pemberian informasi sistem pengelolaan air bersih dan air siap minum kepada masyarakat,”terangnya. (arm/ra)