“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras tahun 2018, maka produksi padi tersebut setara dengan 973 ribu ton beras. Dengan ini kita juga memperkirakan Aceh akan surplus 306,07 ton beras,”
BANDA ACEH (RA) – Hingga akhir 2018 nanti, Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh memperkirakan, provinsi paling barat Indonesia ini akan surplus 306,07 ton beras.
Hal ini diungkapkan Kabid Statistik Produksi BPS Aceh Irnanto, Kamis (1/11).
Dijelaskannya, luas panen padi Provinsi Aceh periode Januari-September 2018 sebesar 242,4 ribu hektar. Memperhitungkan potensi sampai akhir tahun ini, maka luas panen tahun 2018 adalah 297,3 hektar.
Dikakatannya, Produksi padi di Aceh periode Januari-September 2018 sebesar 1,38 ton Gabah Kering Giling (GKG). Berdasarkan produksi sampai Desember 2018, maka diperkirakan total produksi padi tahun 2018 sebesar 1,78 ton GKG.
“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras tahun 2018, maka produksi padi tersebut setara dengan 973 ribu ton beras. Dengan ini kita juga memperkirakan Aceh akan surplus 306,07 ton beras,” kata Irnanto.
Data statistik ini merupakan perbaikan metodologi perhitungan data produksi beras dengan metode kerangka sampel area (KSA).
“Metode ini baru diterapkan BPS pada 2018 ini di seluruh provinsi Indonesia,” ungkapnya lagi.
Dijelaskannya, penerapan metode KSA berawal permasalahan tudingan ketidakakuratan data produksi padi yang diungkapkan oleh banyak pihak. Bahkan sempat ada selisih jumlah data antara Bulog dengan Kementerian.
BPS kemudian bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian ATR/BPN, Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), berupaya memperbaiki metodelogi dengan menerapkan KSA.
“KSA merupakan metodologi perhitungan luas panen, khususnya tanaman padi dengan memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari BIG dan peta lahan baku sawah dari Kementerian ATR/BPN,” terangnya.
Berdasarkan penerapan metodologi KSA yang mulai dilaksanakan Januari, BPS Aceh mengetahui produksi tertinggi GKH terjadi di Bulan Marer yaitu sebesar 338 ribu ton. Sementara produksi GKG terendah terjadi di bulan Juni yaitu sebesar 38,9 ribu ton.
Diketahui juga, tiga kabupaten tertinggi dengan produksi GKG ada di Kabupaten Aceh Utara (367,9 ribu ton), Pidie (251 ribu ton) dan Aceh Timur sebanyak 170 ribu ton GKG. (min/mai)