BIREUEN (RA) – Ulama Kharismatik Aceh Tgk H Muhammad Amin Mahmud atau Abu Tumin Blang Bladeh menyesalkan pemberitaan yang menyebutkan dirinya mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno pada Pemilu 2019.
Pimpinan Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Bireuen ini memang mengakui jika dirinya ikut menandatangani Nota Kesepahaman Pokok Pikiran Ulama Aceh yang berisi sembilan poin, namun jangan diartikan bila dirinya mendukung pasangan Capres 02.
“Sekali lagi saya tegaskan bahwa tanda tangan tersebut bukanlah sebagai dukungan saya kepada pasangan Prabowo-Sandi,” kata Abu Tumin kepada sejumlah wartawan, Senin (15/4).
Abu Tumin menyampaikan bahwa memang dirinya ikut menanda tangani Nota Kesepahaman tersebut, akan tetapi itu bukan sebagai bentuk pernyataan dukungan saya terhadap pasangan Capres Prabowo-Sandi. Penandatanganan tersebut, merupakan harapan dirinya sebagai masyarakat Aceh kalau memang yang bersangkutan terpilih nanti sebagai Presiden dan Wakil Presiden agar bersedia menjalankan seluruh poin tersebut.
Ulama kharismatik ini menilai bahwa pemberitaan yang menyebutnya mendukung pasangan capres tertentu adalah bentuk pemutarbalikan fakta. Abu Tumin juga menyatakan bahwa dirinya sangat menyesalkan atas pemutarbalikan fakta yang sebenarnya, yang menyimpang jauh dari maksud Nota Kesepahaman tersebut.
Selain itu, Abu Tumin juga menyesalkan banyaknya penyebaran berita bohong (hoax), ujaran kebencian, fitnah, adu domba dan lain-lain, lebih-lebih yang dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo.
“Menurut penilaian saya sebagai ulama Aceh, baik sebelum menjabat maupun hingga menjabat sebagai Presiden, Jokowi belum kita lihat adanya kesalahan, baik kepada masyarakat maupun kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Karena itu, dirinya berharap kepada masyarakat Aceh, jangan terpengaruh dengan berita bohong (hoax), ujaran kebencian, fitnah, adu domba atau sejenisnya yang dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo. “Saya mengharapkan jangan ada lagi pihak yang mengkotak-kotakkan ulama Aceh, karena ulama adalah milik ummat tanpa disekat oleh kubu-kubu tertentu demi kepentingan sesaat,” demikian ujar Abu Tumin. ()