JAKARTA (RA) – Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkap nama barunya yang diberikan para ulama dan habaib. Hal itu dikatakan dalam acara syukuran bertajuk ‘Kemenangan Indonesia’ di halaman kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Jumat (19/4) siang.
Nama baru yang dimaksud adalah penambahan kata ‘Ahmad’ di depan nama sebelumnya.
“Saya diberikan nama ulama dan habaib, haji Ahmad Prabowo Subianto. Pantes gak? Jadi nanti disingkat gimana tuh? ” tanya Prabowo kepada ribuan pendukung dan simpatisannya dalam pidato politik kemenanganya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu lantas berterima kasih atas dukungan yang besar diberikan oleh masyarakat di pilpres 2019. Mulai dari ulama sampai dengan akademisi.
Prabowo lantas mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berdoa kemenangan Prabowo-Sandi di pilpres. Tujuannya, agar usahanya dalam menegakan keadilan dan kejujuran dapat diberkahi oleh Allah SWT.
“Saya mengajak seluruh elemen Prabowo-Sandi untuk mengetuk pintu langit dengan senantiasa berdoa kepada Allah SWT,” terangnya.
Orasi ditutup dengan permintaan Prabowo agar relawan untuk tidak terpancing provokasi oleh oknum yang ingin memecah bangsa. Kendati dirinya memprotes soal keadilan dan kejujuran, jenderal berjuluk 08 itu melakukannya sesuai dengan jalur konstitusi.
“Jangan kita diprovokasi. Mereka ingin menggambarkan kita punya niat yang aneh-aneh. Tidak ada aneh-aneh, kita ingin menegakan keadilan dan kejujuran. Kita hormati kejujuran keadilan,” pungkasnya.
Adapun acara deklarasi ini tidak dihadiri oleh Wapres Sandiaga Uno. Acara tersebut hanya dihadiri oleh sejumlah petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, elite koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
Di antara yang telah hadir adalah Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, dan Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan.
Terlihat pula, Ketua DPP Partai Gerindra Andre Rosiade, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Muhammad Taufik, Ketua GNPF-Ulama Yusuf Martak dan Ketua Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Marif, Ustad Kondang Bachtiar Nasir dan beberapa petinggi partai dan ulama lainnya. (jawa pos)