LANGSA (RA) – Memperingati 15 tahun bencana gempa dan Smong (tsunami-red) Aceh, Komunitas Seni Rajut Kota Langsa menggelar refleksi bencana dahsyat tersebut dengan gelaran teater treatikal detik-detik terjadinya bencana di Stroom Café Langsa, Minggu (29/12).
Kegiatan yang digelar pada Sabtu (28/12) malam tersebut dihadiri oleh ratusan warga dan tokoh seniman Kota Langsa.
Selain menampilkan teater dengan mengetengahkan tema “Gelombang Amarah”, Smong Aceh, kegiatan tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi dan penampilan seni lainnya.
Ketua panitia refleksi 15 tahun Smong Aceh, Muhammad Arifin mengatakan, rangkaian teater dan gelaran seni lainnya ini dimaksudkan untuk mengenang musibah besar yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.
“Smong Aceh adalah bencana yang sangat besar dan terdahsyat terjadi di dunia ini, karenanya setiap tragedi yang terjadi didalamnya wajib untuk kita ingat sebagai pelajaran dan doa, semoga bencana besar ini tidak terulang kembali,” sebut Arifin.
Sementara itu, Ketua Komunitas Seni Rajut Kota Langsa, Rahmat Hidayat mengatakan, gempa dan tsunami Aceh telah berlalu di 2004 lalu. Namun sampai saat ini masih menyisakan kesedihan mendalam bagi masyarakat Aceh khususnya, bahkan dunia.
“Ratusan ribu nyawa hilang, rumah dan bangunan musnah dalam sekejab terjangan dahsyat Smong, sungguh ini bencana yang sangat dahsyat dari Allah.
Tentunya kita harus mengambil pelajaran dari setiap detik bencana tersebut, karenanya refleksi 15 tahun Smong, kita lakukan untuk mengenang dan menceritakan bencana tersebut dalam bentuk karya seni kepada khalayak dari berbagai golongan, sehingga kita bisa mengingatnya kembali,” sebut Rahmat. (dai/bai)