Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

EKBIS · 4 May 2020 08:35 WIB ·

Menteri ESDM Klaim Harga Bensin RI Salah Satu yang Termurah di ASEAN


 Menteri ESDM Arifin Tasrif (tengah) bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama hadir saat pembukaan Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Selasa (26/11). (Fedrik Tarigan/Jawapos) Perbesar

Menteri ESDM Arifin Tasrif (tengah) bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama hadir saat pembukaan Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Selasa (26/11). (Fedrik Tarigan/Jawapos)

Harianarakyataceh.com – Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengklaim harga bensin di Indonesia merupakan salah satu yang termurah di antara negara-negara ASEAN. Hal itu dia sampaikan terkait dorongan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah anjloknya harga minyak dunia.

“Kalau kita bandingkan BBM kita di negara ASEAN kita punya lima jenis BBM. Bisa kita bandingkan harga di Filipina Pertalite Rp 10 ribuan, Laos Rp 14 ribuan,” ujarnya dalam video conference, Senin (4/5).

Arifin mengaku, volume penjualan BBM di Indonesia turun secara signifikan sekitar 26,4 persen pada bulan April dibandingkan kondisi sebelum masa pandemi Covid-19. “Untuk harga bensin kita masih ada di pertengahan Malaysia-Singapura-Vietnam,” katanya.

Menurutnya, harga Jenis BBM Umum (JBU) telah mengalami penurunan sebanyak 2 kali tahun ini yaitu pada Januari dan Februari 2020. Tingkat penurunannya pun cukup signifikan, yaitu pada Januari sebesar Rp 300 per-Rp 1.750 per liter dan pada Februari sebesar Rp 50-Rp 300 per liter.

“Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan JBT dan JBKP serta memberikan subsidi untuk minyak tanah dan LPG yang digunakan langsung oleh masyarakat kecil,” imbuhnya.

Arifin menambahkan, pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia yang belum stabil atau memiliki volatilitas yang cukup tinggi. Selain itu, pemerintah juga menunggu pengaruh pemotongan produksi OPEC+ sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei hingga Juni 2020.

Pemerintah juga menunggu pemotongan OPEC+ sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli hingga Desember 2020, serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021 hingga April 2022. “Pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun. Menyikapi kondisi ini, beberapa badan usaha melakukan aksi korporasi,” pungkasnya.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : Romys Binekasri

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

BSI Tetapkan Wisnu Sunandar jadi Corsec Baru

2 May 2024 - 17:50 WIB

Hadapi Irak, Pertahanan Garuda Muda Harus Dibenahi

2 May 2024 - 14:35 WIB

Halal Bihalal dan Service Murah AHASS Aceh Tamiang

2 May 2024 - 14:22 WIB

Kepatuhan SPT Tahunan 2024 di Provinsi Aceh Meningkat Tumbuh 11,95 Persen

2 May 2024 - 09:57 WIB

Istana Tegaskan Jokowi Tak Kabur dari Jakarta saat Buruh Demo May Day

1 May 2024 - 15:51 WIB

Polres Abdya Berikan Penghargaan kepada PLN ULP Blang Pidie, Apresiasi Kesuksesan Kegiatan

1 May 2024 - 15:35 WIB

Trending di EKBIS