Teungku Chik Ditiro adalah nama salah satu ruangan di RS Indonesia, Gaza – Palestina yang selalu dipenuhi pasien. Nama yang disematkan untuk ruangan Unit Gawat Darurat ini dalam satu hari bisa menerima 300 hingga 350 pasien. Hal ini dikatakan oleh Dr. Salah Abu Laila, Kepala UGD dan Jantung RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina.
“Jumlah pasien di Unit Gawat Darurat dalam satu hari bisa mencapai 300 – 350 pasien. Sebelum isu corona, jumlah pasien yang datang ke UGD RS Indonesia bahkan bisa lebih banyak lagi mencapai 400 – 500 pasien perhari,” ungkapnya.
Kepada relawan Indonesia di Gaza, Dr. Salah menjelaskan bahwa di Departemen UGD RS Indonesia saat ini juga terdapat tiga buah ranjang ICU (Intensive Care Unit). Beberapa pasien UGD dirawat di bagian ICU seperti pasien jantung, pernafasan dan beberapa pasien stroke serta traumatologi.
“Jumlah pasien yang dirawat di ICU UGD bisa mencapai sekitar 10 – 15 pasien per hari,” tambahnya.
Nama-nama ruangan di lantai satu dan dua RS Indonesia Gaza memang terdiri dari nama-nama bernuansa Indonesia, seperti nama pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke, nama donatur dan juga terdapat dua nama pahlawan nasional asal Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu Teungku Chik Ditiro dan Cut Nyak Dien. Kedua nama pahlawan asal Aceh ini disematkan sebagai penghargaan terhadap peran serta dan sumbangsih Pemda dan Masyarakat Aceh terhadap pembangunan tahap awal RS Indonesia di Jalur Gaza.
Sejak Februari 2019, untuk menambah kapasitas tempat tidur dan membuka departemen pelayanan yang baru, MER-C memulai pembangunan tahap kedua RS Indonesia. Sebanyak 31 relawan Indonesia saat ini tengah bertugas di Jalur Gaza untuk menunaikan pembangunan tahap kedua berupa pembangunan lantai 3 dan 4 RS Indonesia. (ra)