REDELONG (RA) – Bantasyam (57) tewas dalam tragedi kebakaran yang melanda rumahnya di Kampung Timang Gajah Dua Kecamatan Gajah Putih KAbupaten Bener Meriah Senin (22/6) sekira pukul 01:30 WIB.
Informasi dihimpun Rakyat Aceh, Bantasyam terperangkap dalam rumahnya setelah menyelamatkan istri dan cucunya yang berumur 7 tahun yang saat kejadian berada didalam rumah.
Kapolres Bener Meriah, AKBP Siswoyo Adi Wijaya SIK melalui Kapolsek Timang Gajah, Ipda H Selodelen SE menyampaikan selain menelan korban jiwa, kebakaran tersebut juga menghanguskan rumah semi permanen dan harta benda milik korban.
Menurut Kapolres, setelah berhasil menyelamatkan istri dan cucunya, Bantasyam kembali nekat menerobos api yang mulai membesar dengan memasuki rumahnya untuk mengambil SK PNS dan berkas-berkas penting lainya.
“Mungkin saat itu korban terjebak dengan asap dan api, sehingga saat ditemukan posisis korban dalam keadaan telungkup dan saat ini korban sudah dibawa ke RSUD Munyang Kute guna dilakukan otopsi sebelum diserahkan kepada keluarga,” ungkapnya.
Hingga saat ini, pihaknya mengaku masih menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran tersebut.
Ada pun kronologis kejadian ia menceritakan, sekira pukul 01.10 Wib, tetangga korban Junaidi Erwin, (40), mendengar adanya suara seperti pecahan kaca dari rumah Bantasyama alias Pak Opos.
“Mendengar suara tersebut dengan seketika Junaidi Erwin keluar dari dalam rumahnya dan melihat rumah milik Bantasyam telah terbakar,” ujarnya.
Melihat api yang sudah membesar, Junaidi Erwin langsung keluar dari dalam rumahnya dan berteriak meminta tolong kepada masyarakat sehingga seketika itu juga warga sudah ramai dan membantu untuk memadamkan api dengan alat seadanya.
Api baru berhasil dipadamkan setelah dua unit mobil Pemadam Kebakaran Kabupaten Bener Meriah ditejunkan untuk melakukan pemadaman api yang sudah membesar dan sedang berkobar.
Sementara itu Plh. Bupati Bener Meriah Drs. Haili Yoga, M.Si saat menijau kelapangan mengucapkan turut berduka cita atas kejadian dan musibah yang menimpa Bantasyam dan keluarga.
“Kita juga mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk ikut serta bergotong royong dalam meringankan beban korban, khususnya dalam menghadapi kondisi sulit saat ini, baik dengan memberikan semangat, berdoa maupun bantuan materil,” harap Drs. Haili Yoga, M.Si.
Kantong Zenazah Terlambat Datang
Sementara itu, Sopyan, anggota DPRK Bener Meriah yang saat kejadian berada di TKP menyesalkan lambatnya kedatangan kantong jenazah dalam keadaan urgen.
“Semestinya setiap Puskesmas harus tersedia kantong mayat dan ini sangat penting dalam kondisi seperti ini” tegasnya.
Disebutkanya, peristiwa ini menjadi berharga untuk seluruh Puskesmas diwilayah Bener Meriah dan petugas PSC 199. “Tadi pagi tiga mobil ambulan sudah tiba namun tidak satupun yang membawa kantong jenazah untuk mengavakuasi korban” ujarnya.
Sopyan juga mengaku sempat emosi dengan dengan petugas PSC 199 yang tidak membawa kantong jenazah sehingga pihaknya harus berulang-ulang menelpon kepala dinas Kesehatan, BPD dan dinas terkait lainnya.
Menurutnya, meski sempat terlambat satu jam kantong mayat tersebut akhirnya dibawa langsung oleh Sekretaris Dinas Kesehatan, Safaruddin Skm MSi.
“Untuk itu kami secara pribadi sudah meminta maaf kepada petugas PSC dan saya menyadari mereka hanyalah petugas lapangan,” ujar Sopyan.
Selanjutnya, Sopyan berharap, pemerintah daerah kedepannya untuk dapat menyediakan kantong mayat untuk setiap Puskesmas yang ada di wilayah Bener Meriah mengingat seringnya terjadi peristiwa yang tidak di inginkan seperti halnya banjir, kecelakaan lalulintas dan lain sebagainya.
Ia juga berharap, unit pemadam kebakaran di daerah tersebut harus di tambah mengingat, Kecamatan Gajah Putih dan Pintu Rime Gayo berada di daerah yang paling jauh. “Kami berharap adanya damkar yang stanbay di wilayah ini,” harapanya. (uri/min)