BIREUEN (RA) – Rencana pengurangan jerih aparatur desa di seluruh Kabupaten Bireuen yang akan diberlakukan sejak Januari tahun 2021, menjadi trending topik di kalangan masyarakat Bireuen.
Beberapa desa dalam Kemukiman Paloh, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen mengaku tidak keberatan dengan wacana pengurangan penghasilan tetap (Siltap) aparatur pemerintah desa. Diantaranya, seperti yang di utarakan oleh seorang Keuchik Desa Seuneubok Lhong, Sudirman Ismail,S.Com pada kegiatan launching Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) oleh Pemerintah setempat, Kamis (26/11).
Menurut Sudirman, mengingat kebutuhan yang mendesak pasca Covid-19 dan minusnya anggaran Pemerintah Kabupaten pada TA 2021, ia meyakini bahwa kebijakan pemerintah akan memihak kepada masyarakat banyak.
“Kalau kita pandai dalam mengelola Dana Desa (DD), maka kita akan mengerti pentingnya keadaan yang mendesak dan yang wajib di pilah, mana lebih penting untuk di dahulukan,” ujar Keuchik Sudirman.
Untuk itu, ia berharap semua gampong bisa mengembangkan potensi desa supaya bisa dijadikan pendapatan tambahan untuk penunjang penyelenggaraan Pemerintah Gampong, khususnya dalam hal jerih perangkat gampong. Sehingga, tidak ada lagi polemik tentang permasalahan dipangkasnya jerih perangkat.
“Jangan mengharap apa yang bisa diberikan desa untukmu, tapi pikirkanlah apa yang bisa kita berikan untuk desa. Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai,” pungkas Keuchik Seuneubok Lhong yang disambut aplaus undangan yang hadir.
Sudirman merincikan, anggaran Desa sejak ia menjabat sebagai Keuchik, Dana Desa sebesar Rp. 752.675.000 yang diberikan untuk TA 2019, digunakan untuk penyertaan modal BUMG sebesar Rp 343.000.000, dengan unit kegiatannya meliputi perternakan kambing Rp 100 juta, dan unit usaha jual beli hasil bumi 30 juta. Dari hasil tersebut, mereka memperoleh keuntungan BUMG tahun 2019 sebesar Rp 7.300.000. Walaupun dengan keuntungan yang sedikit, namun pihak desa dapat memaksimalkan kegunaan DD demi pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Sementara pada tahun 2020, unit usaha yang dikelola berupa penggemukan sapi dengan modal Rp 213.000.000. Mereka juga meraup keuntungan yang cukup memuaskan. (akh)