class="post-template-default single single-post postid-69453 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

PEMERINTAH ACEH · 27 May 2022 08:19 WIB ·

Pengelolaan Blok B, Bukti Kedaulatan Rakyat Aceh


 Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, MT, memberikan sambutan pada acara Kenduri Syukuran Satu Tahun Alih Kelola Wilayah Kerja B, di Halaman Kantor Perta Arun Gas, Lhokseumawe, Kamis (26/5). HUMAS PEMERINTAH ACEH Perbesar

Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, MT, memberikan sambutan pada acara Kenduri Syukuran Satu Tahun Alih Kelola Wilayah Kerja B, di Halaman Kantor Perta Arun Gas, Lhokseumawe, Kamis (26/5). HUMAS PEMERINTAH ACEH

HARIANRAKYATACEH.COM – SEBUAH acara syukuran sederhana dilaksanakan di pelataran Sekretariat PT Perta Arun Gas (PAG) Lhokseumawe. Tampak, hadir dalam acara tersebut Gubernur Aceh, Ketua Dewan Perwakilan Aceh (DPRA), Bupati Aceh Utara, Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Komisaris PT. PEMA, Direktur Utama PT. PGA, Dewan Direksi PT. PAG dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh.

Itulah moment sarat makna pertanda satu tahun Pemerintah Aceh memperoleh kedaulatan untuk mengelola secara mandiri ladang minyak dan gas (Migas) Blok B di Kabupaten Aceh Utara, setelah penantian panjang selama rentang 40 tahun.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bekerja keras untuk ini, dukungan ini sangat penting. Pengelolaan secara mandiri Blok B adalah wujud dari kedaulatan, dan itu kini sudah ada ditangan rakyat Aceh,” kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dalam sambutanya pada acara syukuran tersebut.

Ritual kearifan lokal yang dilaksanakan Pemerintah Aceh melalui Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) PT. Pembangunan Aceh (PEMA) selaku kontraktor definitif pengelola, sebagai bentuk rasa syukur Pemerintah Aceh atas suksesnya pengalihan pengelolaan Blok B.
Saat ini, kata Nova, Blok B dikelola oleh Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) yaitu, PT. PEMA, yang dimandatkan pada anak perusahannya PT. PEMA Global Energi (PGA) dan kini telah memasuki satu tahun operasional.

Pencapaian ini, terang Nova, bukanlah hal mudah untuk didapatkan, di tengah banyaknya tantangan dan rintangan yang dilalui serta sikap skeptis dari berbagai pihak terhadap sukses alih kelola itu sendiri. “Kini, kita berhasil membuktikan bahwa kita mampu mengelola blok migas secara mandiri. Ini adalah tonggak sejarah yang harus tercatat, karena pencapaian ini bukan hal mudah untuk didapatkan,” kata Nova.

Nova mengungkapkan rasa bangganya terhadap kinerja PGE, selama satu tahun mengelola Blok B, Perusahan Migas milik pemerintah Aceh itu telah mampu meningkatkan kinerjanya dengan tetap menjaga produksi gas dan kondensat. Bahkan, mereka mampu menaikkan jumlah produksi. “Hal ini menjadi semangat dan batu loncatan untuk Aceh dapat mengelola blok migas existing lainnya yang berada di wilayah kewenangan Aceh ke depannya,” ujarnya.

Karena itu, Nova menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam memperjuangkan dan menyukseskan proses pengambil alihan dan pengelolaan Blok B tersebut.

Ia berharap, operasional Blok B di bawah PGE dan semakin berkembang dan dapat ditemukannya cadangan-cadangan Migas baru, sehingga kejayaan masa lalu Blok B yang pernah menjadi salah satu Blok Migas terbesar di Asia bisa terulang kembali. “Dengan kebersamaan dan kekompakan yang sudah terjalin selama ini, perjuangan seberat apa pun akan terasa ringan dan mudah kita lewati. Saya ingatkan kejayaan tidak ada artinya kalau tidak terasa hingga ke akar rumput,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Migas Aceh, Teuku Mohammad Faisal, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang bersinergi dengan baik dalam proses alih proses alih kelola wilayah kerja “B” dari tahun 2018 hingga dengan Mei tahun 2021. “Terutama bapak Gubernur Aceh dan tim alih kelola blok B yang telah melakukan kerjanya sehingga tuntas perpanjangan pengelolaan blok B kepada kontraktor existing selanjutnya,” katanya.

Alih kelola blok B ini, kata Faisal merupakan catatan positif bagi BPMA dalam melakukan fungsinya, dalam pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap kontrak kerjasama kegiatan usaha hulu.

Agar pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara yang berada di wilayah kewenangan Aceh baik itu didarat maupun laut, dapat memberikan manfaat serta penerimaan yang maksimal bagi Aceh dengan tujuan utama untuk kemakmuran rakyat. “Tentunya menandai satu tahun alih kelola wilayah kerja B ini, banyak sekali tantangan dan pengalaman baru yang kita dapatkan dalam pengelolaan bersama sumber daya minyak dan gas bumi di Aceh,” ujarnya

Namun demikian, ia mengakua sangan bangga dengan kinerja PT. Pema Global Energi, dalam waktu satu tahun, telah menunjukkan kinerja yang sangat baik yakni dengan berhasil mempertahankan produksi setelah alih kelola dan sampai saat ini masih dapat mempertahankan produksi sesuai target.

Lebih lanjut, kerja keras ini akan menjadi kewajiban dan tantangan kedepan PT. PGA dengan konsiten melaksanakan komitmen kerja eksplorasi untuk menemukan cadangan baru sehingga dapat mengganti cadangan terproduksi saat ini yang akan semakin menurun karena lapangan Arun adalah mature field (sisa cadangan). “Kami sampaikan bahwa hasil dari pengelolaan wilayah kerja “b” ini akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pembangunan Aceh yakni berupa dividen kepada pemerintah Aceh dan juga efek domino dalam pengelolaan usaha hulu migas di wilayah kerja B,” pungkasnya.

Selain itu, Kepala BPMA itu juga mengingatkan PT. PAG, untum memperhatikan 3 point utama dalam mengelola WK B, yakni; pertama Road to zero accident. Sebagai upaya untuk mencapai nihil kecelakaan, khususnya di kegiatan usaha hilir migas.

Road to zero accident ini merupakan upaya pemerintah dan pemegang izin usaha migas untuk mencapai kegiatan usaha hilir migas yang aman, andal dan akrab lingkungan. Tidak ada unplaned shutdown pada instalasi, fatality pada pekerja dan masyarakat serta pencemaran lingkungan atau singkatnya, nihil kecelakaan.

Kedua, mensukseskan tercapainya target pemerintah yakni target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BPH) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030 mendatang.

Ketiga, perkuat tekad untuk selalu berkreasi, berkarya serta bangkit dan tangguh untuk menjaga perjuangan bersama demi pencapaian visi hulu migas di indonesia menuju 1 juta barel dengan masif agresif dan efisien. (ril/ra)

 

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Presiden Prabowo dan Menkes Budi Bahas Program Cek Kesehatan Gratis, Mulai Berjalan 10 Februari

5 February 2025 - 17:01 WIB

Akomodir Rapat Yayasan MIM Langsa yang Diduga Langgar Anggaran Dasar, Notaris di Aceh Besar Dilaporkan ke MPD

5 February 2025 - 07:11 WIB

Bertemu Mendagri, Pj Gubernur Aceh dan Ketua DPR Aceh Bahas Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Terpilih

4 February 2025 - 21:30 WIB

Jelang Ramadan, Presiden Prabowo Pastikan Stok Pangan Nasional Aman

4 February 2025 - 15:44 WIB

Terkait Kasus OI, Iwan Fals dan Istri Dicecar dengan 16 Pertanyaan

4 February 2025 - 15:01 WIB

Sidang Mesum Sesama Jenis Pasangan Gay Terancam 100 Kali Cambuk

4 February 2025 - 14:22 WIB

Trending di METROPOLIS