KUALA SIMPANG (RA) – Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang mendorong petani lokal melalui dinas terkait mengembangkan budidaya tanaman talas beneng untuk mendongkrak perekonomian masyarakat pasca pandemi Covid-19.
Sejauh ini sudah ada dua lokasi budidaya tanaman sebangsa keladi tersebut, yakni di Desa Padang Langgis, Kecamatan Seruway oleh kelompok tani binaan Kodim 0117/Aceh Tamiang dan di Desa Landuh, Kecamatan Rantau.
“Talas beneng adalah tanaman yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Prospeknya juga bagus karena memiliki nilai kualitis ekspor,” kata Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon saat menghadiri penanaman talas beneng di SLBN Pembina Aceh Tamiang, Sabtu (3/9).
Fadlon mengapresiasi langkah kepala sekolah SLBN Pembina Aceh Tamiang sebagai upaya pemberdayaan perekonomian baru dilingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar melalui budidaya keladi beneng.
“Ini patut kita banggakan, sungguh di luar dugaan kita yang sehat secara fisik. Meski para siswa SLB memiliki keterbatasan (difabel) namun mereka punya pemikiran untuk berbuat mendongkrak perekonomian masyarakat,” kata dia.
Fadlon menilai talas beneng memiliki prospek yang bagus dan diyakini akan menjadi komoditi andalan karena pangsa pasarnya jelas.
“Kita minta ini menjadi atensi SKPK terkait untuk membantu pengembangan budidaya talas beneng di Aceh Tamiang mulai dari sarana dan prasarana hingga pemasarannya,” sebut Fadlon.
Kepala SLBN Pembina Aceh Tamiang, Muttaqin kepada Harian Rakyat Aceh mengatakan, budidaya talas beneng ini melibatkan siswa dan siswi SLB dan bekerja sama dengan kelompok tani (Poktan) talas beneng Aceh Tamiang. Penanaman perdana ini turut dihadiri anggota DPRK Aceh Tamiang.
Pihaknya bertekad akan terus mengembangkan lebih luas lagi kebun umbi-umbian dengan nama latin Xanthosoma undipes ini. Adapun jumlah bibit yang disediakan sebanyak 3.000 batang sebagai cikal bakal pengembangbiakan komoditi ini ke depan.
“Lahan yang tersedia untuk budidaya talas beneng sekitar 2500 meter persegi atau enam rante. Saat ini sebagai kebun percontohan baru seluas 300 meter persegi kami tanam. Rencana kami akan tanam lebih luas lagi karena masih ada lahan kosong yang tersedia,” ujar Muttaqin.
Berdasarkan pengetahuannya manfaat talas beneng sangat banyak, sejak dari buah/umbi, batang hingga daun semua bernilai ekonomis. Bahakn hasil bahan olahnnya diekspor ke luar negeri.
“Umbi talas tidak sebatas bisa dikonsumsi, namun dapat dijadikan serbuk/tepung sebagai campuran obat-obatan di bidang medis. Daunnya diracik menjadi tembakau diminati oleh negara asing,” ujarnya.
Menurutnya ukuran umbi talas beneng kuning biasanya lebih besar di atas rata-rata jenis tanaman talas pada umunnya. Dulu, ungkap Muttaqim tanaman ini dianggap tumbuhan liar banyak ditemukan dimana saja dan hanya dijadikan pakan ternak. Namun saat ini talas menjadi tanaman budidaya yang primadona.
SLBN Pembina Aceh Tamiang berinisiatif menggandeng kelompok tani yang ahli di bidangnya untuk mengambangkan talas beneng sampai menuai hasil maksimal.
“Bibitnya dari kelompok tani dari hasil panen mereka. Dalam pengembangan talas ini kami butuh sarana dan prasarana teknis terutama peralatan untuk meracik daun talas menjadi tembakau yang berkualitas,” ucap Muttaqim. (ddh/rus)