class="post-template-default single single-post postid-9463 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

INTERNASIONAL · 6 Oct 2017 09:25 WIB ·

Hancurkan Kapal Pengungsi Rohingya


 DEMI MENYAMBUNG HIDUP: Ibu-ibu meng- gendong anak mereka antre untuk mendapat bantuan di kamp pengungsian di Cox’s Bazar. Beberapa di antara mereka menjadi korban pemerkosaan. (CATHAL MCNAUGHTON/REUTERS)
Perbesar

DEMI MENYAMBUNG HIDUP: Ibu-ibu meng- gendong anak mereka antre untuk mendapat bantuan di kamp pengungsian di Cox’s Bazar. Beberapa di antara mereka menjadi korban pemerkosaan. (CATHAL MCNAUGHTON/REUTERS)

Harianrakyataceh.com – Arus pengungsi Rohingya yang terus berdatangan membuat pemerintah Bangladesh harus menyediakan lahan baru lagi untuk menampung mereka.

Yang menjadi masalah, tidak ada tanah kosong yang bisa mewadahi lebih dari 515 ribu penduduk Rohingya yang datang sejak 25 Agustus. Karena itu, nereka akhirnya memutuskan menebangi hutan dan memakai lahannya sebagai kamp pengungsian.

Menteri Manajemen Bencana dan Bantuan Bangladesh Mohammad Shah Kamal mengungkapkan, saat jumlah pengungsi masih di angka 400 ribu, pemerintah sudah menyediakan 809,4 hektare lahan untuk penampungan. Tetapi, kini sudah ada tambahan 100 ribu pengungsi lagi. Jumlah tersebut terus bertambah setiap hari. ’’Jadi, pemerintah akan mengalokasikan lahan hutan seluas 404,7 hektare,’’ ucap Kamal kemarin (5/10).

Kedatangan ratusan ribu pengungsi Rohingya itu memang menjadi tekanan bagi Bangladesh. Terlebih, belakangan ada dugaan bahwa para pengungsi membantu menyelundupkan metamfetamin dari Myanmar ke Bangladesh. Hal tersebut membuat penduduk di sekitar lokasi pengungsian ketir-ketir, terutama Distrik Cox’s Bazar yang menampung paling banyak pengungsi Rohingya.

Otoritas penjaga perbatasan akhirnya menghancurkan 20 perahu yang dipakai oleh penduduk Rohingya untuk menyeberangi sungai Naf ke Bangladesh. Perahu yang membawa ratusan orang itu tiba di Shah Porir Dwip, Dhakinpara, pada Selasa malam (3/10).

Komandan Border Guards Bangladesh (BGB) di Dhakinpara Letkol Ariful Islam mengungkapkan bahwa ada penumpang di perahu-perahu itu yang menyelundupkan narkoba. Sebab, mereka menemukan metamfetamin dalam jumlah besar. ’’Mungkin pelaku menjatuhkannya sebelum mereka turun dari perahu,’’ ujarnya. Beberapa pengungsi yang mencurigakan ditangkap untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, Dewan Kota Oxford, Inggris, mencabut penghargaan Freedom of the City yang diberikan kepada Aung San Suu Kyi, penasihat negara Myanmar. Itu adalah penghargaan untuk pejuang HAM.

Dewan Kota Oxford awal pekan ini melakukan voting untuk menindaklanjuti usulan pencabutan penghargaan tersebut. Hasilnya, mayoritas sepakat bahwa Suu Kyi tidak lagi layak menyandangnya karena selalu bungkam terhadap penderitaan Rohingya.

’’Dengan memberikan gelar kehormatan untuk orang yang menutup mata atas kekerasan, reputasi kota menjadi ternoda,’’ ungkap Mary Clarkson, anggota Dewan Oxford dari partai buruh. Pekan lalu, foto Suu Kyi yang selama ini didisplai oleh almamaternya, St Hugh College, Oxford, juga diturunkan. (*)

(Reuters/SkyNews/sha/c20/any)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang

5 February 2025 - 14:55 WIB

Pesawat Ambulan AS jatuh di Philadelphia, Tidak Ada Korban Selamat

2 February 2025 - 07:02 WIB

Hamas Bahas Pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional Gaza

30 January 2025 - 15:17 WIB

Qatar: Solusi dua negara satu-satunya jalan menjamin hak Palestina

29 January 2025 - 06:48 WIB

Donald Trump Benarkan Sekitar 907 KG Bom MK-84 Dalam Perjalanan Ke Israel

27 January 2025 - 15:15 WIB

Lebih Dari Seribu Truk Bantuan Sudah Dikirim ke Gaza Sejak Perlintasan Rafah Dibuka

23 January 2025 - 17:08 WIB

Trending di INTERNASIONAL