Harianrakyataceh.com – Kondisi pandemi Covid-19 membuat banyak pedagang di Kabupaten Bireuen kehilangan mata pencaharian. Penutupan lokasi jualan atau sepinya pembeli menjadi sebab banyak pedagang yang terpaksa harus berhenti berjualan.
Namun berbanding terbalik dengan kondisi yang dialami para pedagang di Keude Guruegok, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen. Mayoritas dari mereka tetap jualan seperti biasanya, meskipun penghasilan sehari-hari tidak menentu.
Saat disambangi Rakyat Aceh, Senin (25/1) di lokasi jualan, seorang pedagang Kentucky, Zairatul Fitria mengaku, pandemi covid-19 yang melanda seluruh penjuru dunia tidak menghalangi mereka untuk berjualan. Namun tidak bisa dipungkiri juga, banyak dari pedagang yang terpaksa berhenti akibat sepinya pembeli.
Zairatul menyebutkan, kondisi pandemi tidak terlalu berpengaruh terhadap penghasilan dari hasil jualan. Bahkan terkadang di hari tertentu, mereka menghasilkan uang melebihi target sehari-hari.
“Biasanya kami menargetkan laku hingga 100 bungkus Kuntucky setiap hari, dan Alhamdulillah pandemi covid-19 menjadi berkah bagi para pedagang karena hasil jualannya juga semakin meningkat. Mungkin karena yang kami jual berupa makanan, jadinya bisa dibawa pulang untuk dinikmati bersama keluarga sembari lockdown di rumah,” ujar gadis asal Desa Alue Mangki ini seraya tersenyum manis.
Sementara seorang pedagang minuman Jus di kaki lima Keude Guruegok, Zuryati juga mengaku, walaupun saat ini dihantui dengan covid-19, namun minuman Jus yang diminati masyarakat tetap terjual seperti biasanya.
“Penghasilan sehari-hari masih stabil, tidak berpangaruh signifikan terhadap barang dagangan. Mungkin karena Keude Guruegok tidak pernah sepi pembeli, makanya jualan juga selalu laku seperti biasa,” sebut sapaan Kak Zur ini. (akh/rif)