RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – Berawal dari mengikuti pameran teknologi yang digelar di stadion Harapan Bangsa. Abdurrahim Zain owner Liazard mulai tertarik untuk membuka usaha kerupuk berbahan dasar hasil laut.
Berawal dari tahun 2018 lalu, Abdurrahim memutuskan untuk meninggalkan profesi yang semula seorang penulis tabloid lalu mengambil langkah menjadi seorang wirausahawan. Dengan niat yang teguh kini Abdurrahim telah berjualan cemilan kerupuk yang hanya memanfaatkan hasil laut berupa ikan, udang, rumput laut dan tiram.
“Nah dari situ bahan bakunya melimpah di Banda Aceh, makanya ambil keputusan coba usaha olahan hasil laut yang mudah, saya pilih kerupuk dari sini berawalnya, saya datangi dinas kelautan untuk belajar,” jelas Abdurrahim, Kamis (16/3) kemarin.
Adapun cara pembuatan kerupuk ikan ini menggunakan ikan leubim (ikan kambing) dan ikan tuna lalu kemudian dicampur dengan tepung ubi dan tepung gandum. Setelah menjadi adonan baru kemudian direbus dan dipotong hingga akhirnya dijemur lalu digoreng.
Meskipun pembuatan tergolong mudah, namun sayangnya sudah tujuh kali produksi olahan kerupuk milik Abdurrahim sempat tidak berhasil. Bahkan dia sudah rugi Rp 15 juta untuk pembuatan kerupuk ikan tersebut.
Tak patah semangat, Abdurrahim kembali mencoba dan alhasil kerupuk produksi miliknya laris terjual di seluruh kota Banda Aceh dan seluruh Aceh. Bahkan sudah sampai dipasarkan ke Padang dan pulau Jawa.
“Ada yang ditaruh diwarung bakso, kalau di Aceh hampir seluruh Aceh sudah dipasarkan,” katanya.
Untuk sekali produksi, Abdurrahim bisa memproduksi sebanyak 25 kilogram perharinya bahkan bisa mencapai 125 kilogram perharinya tergantung orderan dari konsumen. Untuk harga kerupuk ikan hanya Rp. 100 ribu perkilogramnya, sementara untuk kerupuk udang Rp. 120 ribu perkilogram dan kerupuk rumput laut Rp. 75 ribu per kilogramnya.
“Ada juga ukuran kecil seperti ukuran setengah kilogram dan seperempat,” ujarnya.
Usaha Liazard ini, kata Abdurrahim dibangun bersama istrinya dan keluarga tercinta. Dan saat ini, Abdurrahim belum mempekerjakan orang lain, kecuali jika pesanan banyak baru kemudian dia meminta bantuan kepada tetangga sekitar.
Untuk omzetnya perbulan Abdurrahim bisa mencapai angka Rp 50 juta. Selain menjual kerupuk di jalan Teungku Di Lhong II Nomor 140 Lhong Raya, Kota Banda Aceh. Dia juga memproduksi melalui sosial media baik Facebook maupun Instagram.
Namun, sayangnya saat pandemi Covid-19 melanda, usaha Liazard mulai mengalami penurunan yang sangat signifikan sehingga Abdurrahim mengalami kerugian. Namun pada awal tahun 2023, Dia mulai bangkit kembali dan meniti kembali usahanya yang sempat jatuh.
“Karena pandemi semua warung tutup dan setelah kita ambil kerupuk sudah lembek, dan sekarang tahun ini kita sudah bangkit lagi,” ucapnya.