RAKYAT ACEH | JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, Tramadol menjadi salah satu jenis obat yang cukup sering terdengar. Namun perlu diketahui jika Tramadol bukan obat sembarangan, namun obat resep yang harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter. Ini karena tramadol adalah termasuk golongan narkotika.
Dokter Spesialis Neuro Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singasana, dr Ni Putu Sukarini M Biomed. Sp.N., menjelaskan dalam dunia medis, tramadol dikenal sebagai salah satu jenis obat pereda Nyeri yang digolongkan sebagai narkotika, bukan psikotropika.
Alasannya, karena tramadol masuk dalam golongan opioid yang biasa diresepkan dokter sebagai analgesik atau pereda rasa sakit.
“Obat ini bekerja dengan cara mengubah respons otak dalam merasakan sakit, sehingga terjadi efek pereda nyeri. Tubuh manusia menghasilkan opioid yang dikenal dengan endorfin. Maka, dapat dikatakan Tramadol mirip dengan zat di otak yang disebut endorfin,” jelasnya dikutip dari baliexpress (jaringan Rakyat Aceh)
Hormon endorfin ini cara kerjanya adalah dengan mengikat reseptor pada sistem saraf dan menghambat pelepasan protein yang terlibat dalam sinyal rasa sakit. Karena itu, tramadol biasanya diresepkan untuk pasien yang mengalami nyeri sedang hingga berat.
Salah satunya adalah pada pasien penderita kanker stadium lanjut, dikatakan dr. Rini harus diresepkan obat tramadol. Karena obat ini bisa membuat pasien tidak merasakan rasa nyeri, karena reseptor otaknya sudah dimanipulasi.
Lantas kenapa banyak orang bisa kecanduan tramadol ini? Untuk kasus kecanduan tramadol ini, dr. Rini menjelaskan jika tramadol ini diminum secara masif dan terus menerus dalam rentan waktu yang lama.
“Pertanyaannya adalah, darimana obat tramadol ini bisa didapat,karena untuk mendapatnya harus dengan resep dokter, tanpa resep dokter masyarakat tidak bisa mendapatkan obat ini,” tanyanya.
Kecanduan tramadol ini, dilanjutkan dr. Rini efeknya hampir sama dengan kecanduan narkotika pada umumnya. Mulai dari menggigil, kesakitan meriang hingga yang paling parah bisa memberikan efek dorongan melakukan bunuh diri bagi pasien yang sudah kecanduan.
Pengobatan untuk orang yang mengalami kecanduan tramadol, diakui dr. Rini bisa dilakukan dengan beberapa cara, mulai dari mengalihkan perhatian dari si pasien dengan beragam kegiatan seperti olahraga, makan coklat dan melakukan aktivitas yang ,enyenanfkan, sehingga rasa nyeri yang dirasakan tidak terasa lagi karena sudah ada pasokan hormon endorfin ketika melakukan aktivitas yang menyenangkan.
Namun jika sudah parah, pasien kecanduan harus melakukan terapi dengan meminum obat. Salah satunya adalah terapi metadon. “Terapi metadon ini biasanya dilakukan jika pasien Tramadol sudah kecanduan tingkat lanjut, hingga memiliki kecenderungan bunuh diri,” tambahnya. (jpg)