RAKYATACEH | GAZA – Lebih dari 7.000 pengungsi, pasien, dan petugas medis di dalam kompleks Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza berjuang untuk tetap hidup di tengah kurangnya air dan makanan akibat blokade oleh militer Israel.
Ratusan tentara Israel menyerbu RS Al Shifa, kemarin malan, waktu setempat. Menurut laporan kantor berita Palestina WAFA, staf rumah sakit sudah meminta pertolongan dan perlindungan kepada Palang Merah Internasional dan organisasi dunia lain.
Pada malam berikutnya, tentara Israel mengepung rumah sakit lain, yaitu Al-Ahli Baptist, fasilitas kesehatan terakhir yang beroperasi di Gaza, kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.
Selama berhari-hari, militer Israel menyerang dan memblokade semua rumah sakit di Gaza utara dengan alasan adanya “markas besar militan”, meskipun klaim itu telah berulang kali dibantah oleh Hamas dan pejabat Palestina di Gaza.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan pada Jumat (17/11), bahwa tank-tank Israel mengepung Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza City. Tim ambulans rumah sakit itu pun tidak dapat menjangkau orang-orang yang terluka karena bentrokan yang intens.
Lembaga kemanusia itu mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook, bahwa tank-tank mengepung Rumah Sakit Baptis Al-Ahli dan terjadi bentrokan hebat. “Tim ambulans Bulan Sabit Merah tidak dapat bergerak untuk menjangkau korban luka dan terluka,” ujar keterangan dikutip dari Anadolu Agency.
Padahal fasilitas kesehatan itu merupakan satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di Jalur Gaza. Direktur Operasi dan Darurat di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli Ahmad Al-Louh menyatakan pada Rabu (15/11/2023) , rumah sakit memberikan pertolongan pertama, dan orang yang terluka harus menunggu dalam antrian panjang untuk operasi medis.
Al-Louh mengatakan, dalam situasi saat ini, rumah sakit dan staf medisnya tidak dapat memberikan layanan kesehatan yang baik. Perpustakaan rumah sakit diubah menjadi ruang penerimaan pasien dan pembalut luka.
Kondisi di dua rumah sakit sangat buruk. Tidak ada akses air, listrik, dan makanan. Tentara Israel dilaporkan tidak segan menembaki siapa pun yang bergerak. Bahkan seorang anak berusia 12 tahun terluka karena ditembak di kaki ketika mencoba pindah.
Israel telah mengepung rumah sakit dengan tank dan buldoser. Mereka juga menghancurkan peralatan medis, termasuk CT Scan dan mesin MRI. Dinding utara dan selatan kompleks, dapur rumah sakit, dan kendaraan milik staf dan warga sipil telah dihancurkan oleh buldoser Israel.
Pihak Israel mengaku telah meratakan semua jalan dalam radius satu kilometer dari rumah sakit, termasuk Jalan Al-Wehda, yang menyebabkan hancurnya rumah, tempat usaha, apotek, dan pompa bensin. (rol/hra)