RAKYATACEH | LHOKSEUMAWE – Memantapkan kepastian ketersediaan beras sepanjang bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H, Bulog memasukkan beras dari Vietnam sebanyak 6.000 ton di Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
Proses pembongkaran beras di pelabuhan umum Krueng Geukueh atau sekitar 15 Km arah barat Kota Lhokseumawe,sedang berlangsung, Selasa (5/3).
Kasub Drive Bulog Lhokseumawe, Muhammad Iqbal yang dihubungi Rakyat Aceh Selasa sore membenarkan kedatangan kapal MV MY Hung mengangkut beras 6 ribu ton asal Vietnam di Pelabuhan Umum Krueng Geukueh.
“Beras datang sebanyak enam ribu ton, Ini semua untuk memastikan ketersediaan stok pangan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri,” kata Muhammad Iqbal.
Menurut Iqbal, semua beras akan dibawa ke gudang Bulog yang berada di Puentuet, Kecamatan Blang Mangat.
Sekedar mengingatkan, menjelang bulan Ramadan harga beras dipasaran cenderung tidak stabil. Sepekan lalu, Rakyat Aceh berada di kawasan pasar Inpres menemukan pedagang grosir menyebutkan beras rata-rata naik Rp 5 ribu untuk ukuran satu sak 15 kg.
Namun, dengan kedatangan 6 ribu ton beras asal Vietnam dapat memberikan harga stabil dan memenuhi bahan stok pangan.
Sebanyak 28.000 ton stok beras bulog akan masuk ke gudang Bulog Provinsi Aceh dalam kurun waktu pada 7 hingga 10 Maret 2024.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Aceh, Saldi Aldryn mengatakan, di pertengahan Maret sebelum idul Fitri sebanyak 28.000 ton stok beras akan masuk ke gudang Bulog.
“Stok 29.000 ton beras bulog tersebut akan mencukupi sampai akhir Ramadan maupun idul Fitri. Insya Allah aman dan cukup sampai lima bulan kedepan,” kata Saldi Aldryn, Jumat (1/3).
Diketahui, untuk stok beras bulog saat ini di seluruh kabupaten kota di provinsi Aceh sudah ada 1.278 ton yang sudah siap di gudang. Kemudian, kapal impor yang sedang dalam proses bongkar di pelabuhan Malahayati ada 4.225 ton, dari Sumut yang sedang dalam perjalan sebanyak 4.771 ton. Sehingga, total dalam perjalanan masih ada satu kapal sebanyak 6000 ton.
“Sampai akhir Februari, kami sudah menyalurkan 8.113 ton dalam kurun waktu Januari-Februari. Artinya setiap bulannya sudah menyalurkan 4000 ton perbulan. Beras SPHP kami salurkan kepasar tradisional, karitel, RPK dan pasar modern,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, hampir seluruh Indonesia mengalami kenaikan harga beras, dan harga itu sudah diambang harga batas. Namun, walaupun di Aceh harga beras mengalami kenaikan, tapi masih bisa terkendali, karena kenaikan tersebut tidak terlalu tinggi.
“Contoh beras premium HET Rp14.400 ribu tapi berdasarkan pantauan kita Rp14.700 ribu, kenaikan Rp300 rupiah. Dibandingkan dengan harga di wilayah lain di Indonesia, kenaikan di Aceh ini termasuk terendah di Indonesia,” jelasnya. (ung/min)
