REDELONG (RA) – Anggota DPRK Bener Meriah, Edi Julkifli, pertanyakan defisit anggaran tahun 2019 akibat banyaknya kegiatan yang belum terbayarkan. Hal tersebut disampaikan kepada Rakyat Aceh, Jumat (28/2).
“Sejauh ini kita belum paham kenapa bisa terjadi defisit anggaran, sedangkan dalam persidangan tahun 2019 berdasarkan asumsi kita sepakati Rp900 milyar lebih anggaran kita,” ungkap politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) itu.
Sebutnya, sebelumnya dalam persidangan sudah pernah dilakukan pembahasan namun Pemkab Bener Meriah menyebutkan dan faktanya masih banyak kegiatan yang sudah dilaksanakan namun belum terbayarkan. “Untuk apa digunakan anggaran itu kita sendiri belum tahu,” ujar Ketua PNA Bener Meriah.
Pihaknya juga mengaku belum memastikan apakah Bener Meriah mengalami defisit atau tidak, namun masih banyak kegiatan yang tahun 2019 belum terbayarkan seperti halnya gaji honorer, tunjungan dan beberapa kegiatan proyek pembangunan.
Pihaknya juga mengaku akan mempertanyakan langsung kepada Dinas Keuangan Bener Meriah. “Untuk apa digunakan uang tersebut sehingga terjadi defisit mencapai Rp18 milyar lebih,” tegas Edi Julkifli.
Sementara ditempat terpisah Kepala Dinas Keuangan Bener Meriah, Armansyah, di ruang kerjanya membenarkan masih adanya kegiatan yang belum dilakukan pembayaran pada anggaran tahun 2019 lalu namun bukan defisit.
Menurutnya, ada beberapa factor antara lain transfer penerimaan dari provinsi yang belum masuk sekitar Rp9 milyar dan dari pusat, serta sisa PAD yang tidak terealisasi.
”Hal itu bukan defisit, melainkan anggaran pendapatan belum terealisasi sepenuhnya,” tegasnya.
Ia menambahkan, Dinas Keuangan Kabupaten Bener Meriah, sudah melakukan konsultasi ke provinsi dan mereka mengakui belum melakukan mentransfer tahun 2019 sebanyak Rp9 milyar lebih yang berasal dari bagi hasil kenderaan motor.
“Begitu juga tahun 2018 masih ada yang belum terbayar biaya bagi hasil pajak pusat, sisanya juga PAD,” jelas Armansyah, saat didampingi Sekretaris Keuangan Bener Meriah, Junaidi. (uri/bai)