Harianrakyataceh.com – Warga yang mengikuti pelayanan serentak KB Sejuta Akseptor di Bener Meriah cukup tinggi dan melampaui target yang diberikan oleh pihak Provinsi Aceh.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dr Aliyin, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), kepada Rakyat Aceh disela-sela kegiatan Sejuta Akseptor di Puskesmas Pintu Ronga-Ronga, Kecamatan Gajah Putih.
Pelayanan KB Sejuta Akseptor dilaksanakan di setiap Puskesmas yang ada di Bener Meriah dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional yang ke-27.
Ia menamabahkan, sesuai target yang diberikan oleh pihak Provinsi hanya untuk 127 orang, namun yang sudah dilayani sebanyak 380 orang warga. “Banyak masyarakat yang ingin mengunakan MKJP (Metode Alat Kontrasepsi Jangka Panjang),” ujarnya.
Selain itu katanya, MKJP tersebut sebenarnya lebih praktis dan hanya dipasang sekali untuk beberapa tahun kedepan sementara yang sederhana seperti halnya pil KB harus diminum setiap hari.
Menurutnya, selama ini alat kontrasepsi yang ada di Bener Meriah lebih banyak yang sederhana sehingga dengan adanya kegiatan ini banyak masyarakat yang ingin merubah dari yang sederhana menjadi jangka panjang.
Aliyin menjelaskan, BKKBN tahun menargetkan mencapai rekor muri dengan menyelengarakan aseptor serentak di seluruh Indonsia minimal satu juta orang. “Banyak daerah yang masih lampu merah dan Allhamdulillah Aceh Hijau dan mampu melampui target yang diberikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang KB Dinas P3AKB Bener Meriah menambahkan pihaknya juga bekerjasama dengan KB Kes manunggal melaksanakan kegiatan Sejuta Apseptor dengan memberikan pelayanan kesehatan dasar dan pemasangan MKJP.
Sebutnya, untuk pemasangan MKJP di setiap Puskesmas berupa IUD, Inplan dengan waktu 2 sampai 5 tahun semetara khusus di Rumah Sakit Umum Muyang Kute Bener Meriah juga ada MOW (steril wanita) dan MOB yang akan dilaksanakan di Banda Aceh.
Bupati Bener Meriah, Sarkawi, saat membuka acara tersebut mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar TNI yang terlibat dalam salah satu masalah kependudukan di Indonesia.
Menurutnya, jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak 267 juta dan beberapa tahun kedepan diperkirakan mencapai 350 juta. “Untuk itu Pemerintah Bener Meriah sangat berbangga hati, bisa terlibat kerjasama yang sangat baik dalam kegiatan seperti ini,” tambahnya.
Ia menambahkan, lazimnya keluarga-keluarga di Gayo sebelum tahun 80 bukan merupakan Keluarga Berencana melainkan KB (Keluarga Besar). “Tentu saja hal seperti ini kalau terus berlanjut ini akan menjadi beban yang besar bagi sebuah keluarga untuk kondisi-kondisi saat ini,” katanya.
Sebutnya, Keluarga Berencana tidak hanya membatasi anak untuk dua orang, tapi betul-betul harus direncanakan, sesuai dengan potensi, sesuai dengan kondisi yang ada di keluarga tersebut.
Dandim 0106/AT-BM, Letkol INF Valyan Tatyunis, mengatakan penduduk merupakan aset penting yang sangat menentukan maju mundurnya suatu bangsa, sehingga aspek kualitas dan kuantitas menjadi sangat penting diperhatikan oleh pemerintah.
“TNI diperintahkan untuk mengambil peran ikut mensosialisasikan serta membantu pemerintah mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, sehingga kuantitas penduduk seimbang dengan ketersediaan pangan dan energi,” kata Dandim 0106.
Menurutnya, pada tahun 2035 nanti, pemerintah Indoneisa memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia menembus angka, 360 juta jiwa dan salah satu dampak yang ditimbulkan oleh lonjakan penduduk tersebut adalah ancaman ketahanan pangan, energi serta sangat terbatasnya lapangan pekerjaan. (uri/bai)