BANDA ACEH (RA) – Anggota DPR RI asal Aceh HM Nasir Djamil menyebutkan, ada upaya dari kelompok tertentu untuk mengadu domba antara golongan nasionalis dengan golongan agama, khususnya agama Islam.
Sehingga dimunculkan isu-isu seolah-olah ada kelompok yang sangat pancasilais dan ada kelompok yang tidak pancasila atau anti pancasila.
Hal demikian disampaikan anggota komisi III DPR RI HM Nasir Djamil pada sosialisasi empat pilar MPR RI di aula pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh, Ahad (18/6) sore. Turut hadir sebagai pemateri pada kegiatan itu Dandim 0101 BS Letkol Iwan Rosandriyanto dan Bendahara KNPI Aceh Irfannusir Rasman.
Namun Nasir menilai upaya-upaya tersebut tidak berhasil, karena kelompok-kelompok yang mencoba mempertentangkan tersebut cendrung tidak faham dengan sejarah lahirnya pancasila.
Menurut Nasir justru sangat aneh jika ada upaya untuk mempertentangkan antara golongan Islam dengan golongan kebangsaan atau golongan nasionalis yang marak terjadi akhir-akhir ini.
“Upaya ini sudah mereda tapi tetap harus diantisipasi, karena upaya untuk mempertentangkan golongan nasionalis dengan golongan agama khususnya Islam bukti kelompok ini tidak memahami sejarah bagaimana kompromi kelompok Islam dengan Nasionis untuk melahirkan Pancasila ini,” ujarnya.
Politisi PKS itu juga berharap para pemuda dan mahsiswa khususnya di Aceh agar mampu memberikan warna baru untuk mengaktualisasi nilai-nilai Pancasila ditengah-tengah kehidupan.
Pada kesempatan tersebut Nasir Djamil juga mengaku bergembira dengan pembentukan Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang diketuai oleh Yudi Latif.
Ia berharap agar UKP Pancasila mampu membumikan Pancasila, bisa menghadirkan dan meyakinkan agar pancasila hadir disemua tempat.
“Pancasila harus hadir di Markas TNI, Pancasila hadir di markas Polri, Pancasila hadir di Kejaksaan, dan pancasila lahir di lembaga legislative dan yudikatif. dan yang paling penting yang diberikan amanah lebih dahulu mempraktekkannya,”ujar Nasir.
Sementara itu Bendahara KNPI Aceh Irfannusir Rasman yang juga menjadi pemateri pada kegiatan itu mengajak anak muda Aceh untuk kritis, karena menurutnya yang paling penting dalam implementasi Pancasila adalah dengan selalu kritis terhadap berbagai persoalan bangsa.
“Saya bangga dengan Nasir Djamil, sejak dari mahasiswa sudah kritis, dan sampai sekarang masih kritis, dan buktinya beliau selalu ditempatkan di komisi III oleh partainya sebagai komisi hukum yang butuh orang-orang kritis,”ujarnya.
Irfan mengakui, KNPI Aceh juga merasa sangat berkepentingan untuk melahirkan pemuda-pemuda yang kritis guna mengisi pembangunan.(ri/ra)