class="post-template-default single single-post postid-25046 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Gunakan Visa Online C19 Untuk Jual Kaligrafi di Banda Aceh, Imigrasi Amankan WNA Asal Pakistan Mendagri Tito Karnavian Benarkan Pelantikan Kepala Daerah Diundur, Batal 6 Februari 2025 Gempa 6,2 SR Guncang Aceh Selatan, Terasa hingga Banda Aceh Meulaboh Sedang Berkembang, Aceh Barat Perkuat Pengawasan Syariat Islam Polres Aceh Utara Bagikan Nasi Gratis untuk Jamaah Shalat Jum’at

METROPOLIS · 6 Jan 2020 04:49 WIB ·

206 Gempa Bumi Landa Aceh di Tahun 2019


 Seorang petugas BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar sedang mengamati gempa bumi wilayah Aceh di Mata I'e, Aceh Besar, Ahad (5/1/2012). Antara Aceh/ Said Perbesar

Seorang petugas BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar sedang mengamati gempa bumi wilayah Aceh di Mata I'e, Aceh Besar, Ahad (5/1/2012). Antara Aceh/ Said

BANDA ACEH, (RA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar menyatakan, wilayah di provinsi paling barat Indonesia tersebut menghadapi 206 kali gempa bumi sepanjang Tahun 2019.

“Total kejadian ada sebanyak 206 kejadian gempa bumi di 2019, tetapi yang dirasakan guncangan cuma 16 kali,” ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro di Banda Aceh, Ahad.

Ia menjelaskan, ke-206 kejadian gempa bumi itu memiliki magnitudo atau besaran yang bervariasi dengan skala magnitudo paling kecil di atas dua, dan paling tinggi di atas lima, yaitu mencapai hingga 5,6 Skala Richter.

Gempa bumi yang terjadi tahun lalu di Aceh juga memiliki kedalaman kurang dari 30 kilometer hingga lebih dari 70 kilometer dari atas permukaan, baik di daratan maupun lautan.

“Jika kita lihat dari data, maka gempa bumi yang terjadi letaknya mulai dari wilayah lautan arah Pulau Weh di Sabang hingga turun ke wilayah daratan Aceh,” katanya.

Ia mengatakan, hal ini terjadi akibat sumber keaktifan gempa bumi pada wilayah perairan di provinsi ini karena terdapat dua lempeng tektonik aktif, yaitu lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

“Akibat perbedaan densitas atau kerapatan batuan, maka lempeng Indo-Australia yang memiliki kerapatan batuan lebih tinggi bergerak menyusup ke bawah lempeng Eurasia dengan kecepatan 50 hingga 70 milimeter per tahun, dan sering disebut sebagai zona subduksi yang berada sepanjang Palung Sunda meliputi Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur,” ujar dia.

Sedangkan di wilayah daratan, sebutnya, aktivitas tektonik yang terjadi di Aceh akibat adanya zona patahan Sumatera.

Zona ini memiliki panjang 1.900 kilometer, dan terbagi-bagi dalam beberapa segmen aktif sebanyak 19 segmen serta memiliki pergeseran ke arah kanan atau searah jarum jam.

“Zona Patahan Sumatera yang terdapat pada wilayah Aceh umumnya membangkitkan beberapa kejadian gempa bumi diakibatkan oleh pergerakan segmen yang bergeser ke arah kanan.

Segmen-segmen tersebut, yaitu Segmen Aceh, Segmen Seulimuem, Segmen Tripa, Segmen Batee, Segmen Lhokseumawe, dan Segmen Samalanga-Sipopok,” ujar Djati. (ant/min)

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Gunakan Visa Online C19 Untuk Jual Kaligrafi di Banda Aceh, Imigrasi Amankan WNA Asal Pakistan

31 January 2025 - 19:35 WIB

Komisi 1 DPRA Minta Pemerintah Diraja Malaysia Usut Tuntas Kasus Penembakan Warga Aceh

31 January 2025 - 18:18 WIB

Badan Karantina Indonesia dan USK Teken Kerja Sama untuk Penguatan SDM dan Riset

31 January 2025 - 16:05 WIB

Laporan Kinerja Terakhir Iswanto dan Standing Ovation Evaluator Itjen Kemendagri

31 January 2025 - 11:36 WIB

Lahan Bekas Tsunami Dioptimalkan untuk Persawahan

30 January 2025 - 15:09 WIB

Atraksi Barongsai Warnai Toleransi di Banda Aceh

29 January 2025 - 20:22 WIB

Trending di METROPOLIS