CHINA (RA) – Coronavirus atau virus korona berawal dari Kota Wuhan, Tiongkok. Salah satu penyebabnya diduga berasal dari hewan-hewan liar yang dijual di pasar tradisional. Kini pasar-pasar tradisional hewan liar di Wuhan dan Tiongkok pada umumnya sudah ditutup dan dalam pengawasan ketat.
Pasar hewan liar Tiongkok yang menjadi wabah coronavirus menjual koala hidup, ular, tikus, dan anak serigala. Hewan-hewan itu menjadi sumber makanan. Pasar makanan laut Huanan di pusat kota Wuhan sekarang berada di bawah pengawasan setelah para pejabat Tiongkok mengatakan coronavirus berasal dari satwa liar yang dijual secara ilegal di food emporium. Sekarang diberi label sebagai ground zero.
Foto pasar tersebut diambil sebelum penutupannya pada Desember. Foto menunjukkan daftar harga 112 hewan eksotis dari ular hingga kucing dan luak tersedia untuk dijual seperti dikutip dari South China Morning Post.
Dilansir dari Mirror, Jumat (24/1), daftar itu termasuk rubah hidup, buaya, anak serigala, salamander raksasa, ular, tikus, burung merak, landak, koala, dan daging buruan. Daging koala dijual sampai GBP 7,7 poundsterling atau setara Rp 138 ribuan.
“Baru disembelih, dibekukan, dan dikirim ke rumah Anda,” kata salah satu pihak penjual.
Lalu mengapa koala bisa diperdagangkan? Ada juga landak dan trenggiling. Padahal, itu merupakan hewan yang terancam punah. Penjual mengatakan perdagangan satwa liar terjadi sampai pasar ditutup untuk disinfeksi setelah wabah muncul.
Pasar hewan liar tersebut tidak diatur dengan baik. Pasar itu muncul didorong permintaan makanan lezat dan bahan-bahan untuk obat tradisional. Para pemerhati hewan telah lama mengecam perdagangan satwa liar karena dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan potensi penyebaran penyakit. Satwa liar dan hewan ternak dikemas bersama-sama, digambarkan sebagai tempat berkembang biaknya penyakit dan inkubator bagi banyak virus untuk berevolusi dan kemudian menular ke manusia.
“Asal mula coronavirus baru adalah satwa liar yang dijual secara ilegal di pasar makanan laut Wuhan,” kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Gao Fu.
Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus Wuhan ditularkan ke manusia dari ular. Tetapi penasihat medis pemerintah, Zhong Nanshan, juga mengidentifikasi luak dan tikus sebagai sumber yang memungkinkan. Sebab beberapa penderita awal coronavirus adalah karyawan pasar di sana.
Beberapa kota termasuk Guangzhou, Shenzhen, dan Beijing telah melarang penjualan unggas hidup dan hewan liar. Perdagangan spesies liar membutuhkan lisensi khusus, tetapi peraturan bisa menjadi longgar jika hewan tersebut dibudidayakan untuk komersial.
Sementara itu, kelelawar diperkirakan telah menyebabkan SARS coronavirus, yang pada 2002-2003 membunuh ratusan orang di Asia. SARS juga ditemukan pada musang yang dianggap sebagai sumber makanan lezat di pasar satwa liar. Setelah SARS mewabah, Tiongkok berusaha memperbaiki cara perdagangan hewan liar dan mengekang perburuan spesies eksotis. (jpg/ra)