class="post-template-default single single-post postid-33739 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Kanwil Kemenkum Aceh Dorong Pemko Lhokseumawe Raih Indeks Hukum Terbaik Usulan Pembentukan Pansus Dibawa Ke Bamus, Ustad Am Emosi Hamas dan Israel sepakati gencatan senjata, simak Poin-Poin nya Soal Pelecahan Agama yang Dilakukan oleh Selebgram Aceh, MPU Ingatkan untuk Bijak dalam Bermedia Sosial Pj Keuchik Belum Dicopot, Kisruh Tumpok Teungoh Belum Berakhir

GAYO-ALAS · 27 Jul 2020 08:20 WIB ·

Pandemi, Permintaan Hewan Kurban Turun Drastis


 Perdagangan hewan kurban di Desa Kebet, Kecamatan Bebesen turun drastis, diduga akibat wabah Corona, Sabtu (25/7). (jurnalisa/rakyat aceh) Perbesar

Perdagangan hewan kurban di Desa Kebet, Kecamatan Bebesen turun drastis, diduga akibat wabah Corona, Sabtu (25/7). (jurnalisa/rakyat aceh)

TAKENGON (RA) – Sejumlah pedagang hewan ternak di seputaran Kota Takengon mengaku, permintaan hewan ternak jelang Idul Adha 2020 turun drastis. Permintaan hewan ternak turun hingga 40-50 persen dibandingkan tahun lalu.

Salah seorang pedagang ternak kambing di Desa Kebet Kecamatan Bebesen, Adi, mengatakan, sepekan sebelum pelaksanaan hari raya ini, permintaan kambing kurban terbilang sepi, begitu juga penjualan kerbau dan sapi, penurunan mencapai 40 persen.

“Sekarang sepi, biasanya satu bulan sebelum Idul Adha, sudah pesan atau memberikan panjar. Ini sangat sedikit sekali,” Adi sambil mengatakan kalau harga tetap stabil, (25/7).
Meski begitu, saat ini harga hewan relatif normal, yakni sekitar Rp.3 hingga Rp3,5 juta per ekor kambing Bengala. Ia berharap, dua hari mendekati Hari Raya Idul Adha nanti, permintaan hewan ternak meningkat.

“Untuk tahun lalu penjualannya sampai 20 ekar kerbau begitu juga sapi, untuk tahun ini saya belum tahu. Namun kemungkinan pasti sepi karena dampak corona,” kata Adi saat didatangi tengah memberishkan kandang.

Pedagang lainya, Aman Santi, di kawasan Pegasing mengatakan, pembeli hewan ternak datang hanya dari kalangan pegawai negeri. Biasanya pembeli ramai dari masyarakat umum yang datang dari pedesaan.

“Mereka membeli dengan harga hewan kurban dengan nilai Rp30 juta. Bisa begitu. Tahun ini tidak sangat sepi,” ujar Aman Santi.

Dijelaskan Aman Santi, untuk satu ekor kerbau dengan nilai harga Rp19 juta bisa menghasilkan daging sebanyak 110 kilogram. Lain itu kerbau dengan harga Rp16 juta jarang ada di pasaran atau sesama penjual hewan kurban.

Menurutnya faktor terbesar kenapa masyarakat surut berkurban karena faktor wabah corona tengah melanda dunia, sehingga berpengaruh kesemua tatanan kehidupan dan harga, begitu juga harga kopi yang menjadi komoditi unggulan masyarakat Kota Dingin, Takengon. (jur/min)

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Ketua Dewan: Harapan Kita, Pelantikan Bupati WabupTerpilih Digelar di Pulau Simeulue

15 January 2025 - 16:34 WIB

R-APBK Subulussalam di Perwal kan, YARA Layangkan Somasi ke 20 Anggota DPRK

13 January 2025 - 19:20 WIB

Tak Kunjung Dibahas DPRK, Pemko Subulussalam Ajukan APBK melalui Perwal

10 January 2025 - 15:05 WIB

Tokoh Pemuda Ketol Gading, Minta Tipikor Polda Aceh Tanggani Serius Pasar Ketol Takengon

8 January 2025 - 16:07 WIB

Polantas Aceh Tengah Kawal Distribusi 2.825 Paket Makanan Bergizi

6 January 2025 - 17:05 WIB

Sepanjang 2024 Polres Aceh Tenggara Ungkap 113 Kasus Narkotika

3 January 2025 - 18:16 WIB

Trending di GAYO-ALAS