class="wp-singular post-template-default single single-post postid-73116 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Wali Kota Sayuti Teken Komitmen Pemberantasan Korupsi Bersama KPK Didukung AS, Israel Ambil Alih Pengiriman Bantuan ke Gaza, PBB Menolak Lebih Setahun Ribuan Kubik Batu Split Milik Swasta, Transit di Areal Fasilitas Negara Wujudkan Kota Digital, Wali Kota Lhokseumawe Temui Dirjen Bina Adwil Kemendagri Jaga Perbatasan, Kasdam IM Lepas 450 Prajurit TNI Yonif 113 Jaya Sakti ke Papua Nugini

DAERAH · 14 Jul 2022 09:43 WIB ·

Distan Aceh Besar: 2.356 Ekor Ternak di Aceh Besar Sembuh dari PMK


 Distan Aceh Besar: 2.356 Ekor Ternak di Aceh Besar Sembuh dari PMK Perbesar

Harianrakyataceh.com – Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar menyebut sebanyak 2.356 ekor ternak di daerahnya sudah dinyatakan sembuh dari infeksi penyakit mulut dan kuku (PMK), dari total kasus yang mencapai 6.801 ekor.

“Data terbaru yang sudah sembuh sebanyak 2.356 ekor sapi dan kerbau, sedangkan yang mati 24 ekor,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Aceh Firdaus di Aceh Besar, Rabu.

Pihaknya mencatat populasi sapi di Aceh Besar sebanyak 81.276 ekor dan kerbau sebanyak 6.401 ekor. Namun, saat ini pihaknya masih belum melakukan vaksinasi PMK bagi ternak di Aceh Besar.

Karena, kata dia, vaksin PMK diberikan kepada ternak yang sehat, supaya terhindar dari infeksi PMK. Sedangkan terhadap ternak yang terkena PMK, pihaknya akan terus memberi pengobatan.

“Kita belum mendapatkan ternak yang bebas PMK, ada yang bebas (PMK) tapi dilepas liar oleh masyarakat,” kata Firdaus.

Sebab itu, upaya yang masih terus dilakukan saat ini melalui pengobatan dari dokter hewan, mulai dari pemberian vitamin, antibiotik, serta treatment kesehatan lain.

Di samping itu, pihaknya juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar ternak mereka yang sehat mau dilakukan vaksinasi agar terhindari dari infeksi PMK.

Selama ini, kata dia, ternak yang sembuh tidak lepas juga peran besar dari para peternak, yang selalu memantau perkembangan kesehatan ternak, dan bahkan juga ikut memberikan obat-obatan tradisional.

Sedangkan ternak yang mati, kata Firdaus, memang sudah dalam kondisi yang sangat parah, ditambah lagi penanganan yang terlambat karena ternak tersebut dilepas liar.

“Jadi ketika ditemukan kondisinya sudah parah, kuku sudah terkelupas, mulut sudah rusak, jadi yang mati ini umumnya karena terlambat ditangani,” kata Firdaus. (Ant/rif)

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Anggota DPRA Mawardi Basyah Tak Terbukti Lakukan Penamparan

7 May 2025 - 10:22 WIB

TMMD Ke 124 Kodim 0103 Aceh Utara, Rehab Jalan 2 Kilometer

7 May 2025 - 10:15 WIB

Lebih Setahun Ribuan Kubik Batu Split Milik Swasta, Transit di Areal Fasilitas Negara

6 May 2025 - 12:21 WIB

Alami Depresi Berat di Malaysia, Haji Uma Fasilitasi Pemulangan Warga Bireuen

6 May 2025 - 12:14 WIB

Wujudkan Kota Digital, Wali Kota Lhokseumawe Temui Dirjen Bina Adwil Kemendagri

6 May 2025 - 10:51 WIB

150 Personel Polres Abdya Amankan Aksi Unjuk Rasa

6 May 2025 - 10:11 WIB

Trending di DAERAH