HARIANRAKYATACEH.COM – Setelah dua tahun terhenti perayaan tradisional pacuan kuda, memeriahkan HUT Ke 77 Republik Indonesia, Pemerintah Aceh Tengah, kembali menggelar sejak 22 sampai 28 Agustus 2022 di Gelanggang HM Hasan Gayo, Belang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Takengon.
Ada 246 kuda pacu ambil bagian yang datang dari Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Banda Aceh dan Lhokseumawe. “Ini baru memasuki babak menuju semi final. Sabtu dan Minggu nanti puncaknya,” kata Eriansyah, staf tim teknis Pordasi Aceh Tengah, menjawab Rakyat Aceh, Kamis, 25 Agustus 2022.
Menurut dia, race yang berlangsung saat ini katagori kuda kelas muda diikuti oleh empat ekor kuda sekali lepas. “Rencana ada 12 race hari ini dengan setiap kelas satu putaran lapangan,” tambah Eri.
Pantau dilokasi, masyarakat sudah memenuhi tribun utama sejak pukul 10.00 WIB. Sedangkan perlombaan dimulai pukul 10.30 WIB. Hingga menjelang masuk waktu duhur, ada lima race yang telah terlaksana. Pukul 14.00 WIB, kegiatan pacuan kuda kembali berlangsung.
Inen Ipah, warga Angkop datang bersama rombongan menggunakan mobil bak terbuka, tiba sejak pukul 09.30 WIB. “Kalau kami datang menonton hari Sabtu atau Minggu nanti, pasti terjadi macet. Jalan penuh kenderaan. Mau nonton saja, pasti sulit karena belasan ribu orang akan berada di lapangan,” katanya.
Menghindari kemacetan dan ramainya pacuan memasuki babak final, Inen Ipah bergerak duluan menonton bersama tetangganya. “Ini sudah menjadi tradisi kami menonton pacuan kuda,” pungkasnya.
Sekedar mengingatkan, para pecinta hiburan rakyat melalui perlombaan pacuan kuda, ternyata tidak dipungut biaya masuk alias gratis. Hanya saja, tiket parkir yang diambil. Untuk seharian, sepeda motor dibandrol Rp 5 ribu rupiah.
Sedangkan para pedagang musiman yang telah hadir sejak dari pintu masuk hingga terlihat mengelilingi lapangan pacuan, memang ada diambil distribusi. Tentu saja, dengan katagori pembayaran untuk sepekan atau selama pacuan berlangsung. “Kalau bayar perhari biasanya yang berbentuk jualan grobak,” kata Amir.
Kegiatan sebelum pacuan kuda berlangsung, panitia tak henti hentinya menghimbau pengunjung untuk tetap menjaga keamanan pribadi agar tidak masuk lintasan kuda pacu. Begitu pula bagi ibu rumah tangga, jangan lengah dengan anak.
“Jangan dilepas anak dekat lintasan yang telah berbatas besi. Itu berbahaya,” kata MC, melalui pengeras suara mengingatkan.
Pacuan kuda di Takengon, cukup banyak mendapat perhatian dari para wakil rakyat yang duduk di DPRK setempat. Kenapa tidak, buktinya seusai para joki cilik memacu kuda tanpa menggunakan plana itu, langsung menerima angpo.
Dengan pengeras suara, pembawa acara memanggil para pemenang satu hingga tiga naik keatas tribun untuk menerima bonus. Tentu ini akan menambah semangat joki cilik nantinya untuk melangkah ke babak final guna meraih juara. (ung)
