HARIANRAKYATACEH.COM | REDELONG – Akibat harga anjlok dan tidak laku dijual petani dan pedagang tomat di Kabupaten Bener Meriah terpaksa harus membuang hasil panen ke pinggir jalan dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di pasar induk Bale Atu, Kecamatan Bukit, Sabtu (24/9).
Ketua Asosiasi Pedagang Sayur Bener Meriah (APSBM) Sabardi kepada Rakyat Aceh menyampaikan, harga tomat semenjak sepekan terakhir, terus mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 3.000 menjadi Rp 1.500-1.000. per Kg.
Akibat harga ajlok katanya permintaan dari luar Kabupaten Bener Meriah juga tidak banyak sehingga tomat tersebut tidak bisa dijual semua. “Biasanya setiap hari kami bisa menjual hingga 1 ton namun saat ini hanya 150 kg per hari” ungkapanya.
Untuk itu pihaknya mengaku harus membuang tomat yang sudah dipanen petani karena tidak bisa terjual. “Setiap hari di bak truk pengakut sampah ini penuh dengan tomat, nantinya akan dibuang ke TPA Uber –Uber,” ujarnya.
Ia menambahkan, dampak tidak laku terjual petani tomat di kabupaten Bener Meriah mengalami kerugian apalagi harga pupuk yang sangat mahal. “Untuk harga tomat saat ini bervariasi, jika buah super harga Rp 1.500 per kg, sedangkan buah ujung Rp 1.000 per kg” ungkapnya.
Sementara itu salah seorang petani Ihsan (34) Warga Kampung Tingkem Bersatu mengaku akan mengalami kerugian puluhan juta jika harga tomat trus anjlok dan tidak laku terjual seperti saat ini.
Sebaliknya, harga obat-obatan dan pupuk di pasaran saat ini cukup tinggi mencapai Rp 1.300.000 per sak dan untuk 1 pate tomat dibutuhkan modal paling sedikit Rp 10 juta.
Selain itu ia juga mengaku akan semakin terlilit utang sebab untuk modal bertani sebelumnya ia harus meminjam modal kepada para pedagang dan kerabat. “ belum lagi harga kebutuhan sembako yang saat ini naik akibat naiknya harga BBM” tandasnya. (uri/min)