Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

METROPOLIS · 21 May 2024 10:55 WIB ·

PWI dan Forum Pemred Gandeng Tiga Akademisi Kawakan Mencari Sosok Pemimpin Aceh


 PWI dan Forum Pemred Gandeng Tiga Akademisi Kawakan Mencari Sosok Pemimpin Aceh Perbesar

RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – Di tengah makin memanasnya suhu politik menjelang Pilkada 2024, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh bersama Forum Pemred (FP) Aceh menggandeng tiga akdemisi kawakan, yaitu Prof. Dr. Mukhlis Yunus, SE, MS, Prof. Dr. Husni Jalil, SH, MH, dan Prof. Dr. Ir Ahmad Humam Hamid, MA menjadi narasumber pada Focus Group Discussion (FGD) bertema, “Mencari Sosok Pemimpin Aceh yang Energik, Cerdas, dan Mengerti Akar Persoalan.”

Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin didampingi Ketua Forum Pemred (FP) Aceh, Ir. H. Nurdin Syam kepada wartawan di Banda Aceh mengatakan, kegiatan FGD menjelang pilkada 2024 tersebut dijadwalkan berlangsung di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Rabu 22 Mei 2024 mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai.

Kegiatan itu sendiri didasari pemikiran bahwa pilkada serentak di seluruh Indonesia akan berlangsung pada 27 November 2024.

Di panggung politik tersebut rakyat akan memilihi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Wali Kota/Wakil Wali Kota.

Di Aceh, berbagai proses dan tahapan untuk itu terus dipersiapkan oleh KIP dan lembaga pengawas.

Begitu juga partai politik semakin gencar menjaring dan menyaring bakal calon sesuai mekanisme partai.

Sementara itu bagi warga masyarakat yang juga berminat untuk maju sebagai calon gubernur/wakil gubernur, calon bupati/wakil bupati, dan calon wali kota/wakil wali kota namun tak punya “perahu” partai, undang-undang juga memberi ruang maju melalui jalur perseorangan/independen.

Masih pada skala politik lokal (Aceh), ada dinamisasi terhadap munculnya figur-figur yang akan masuk bursa kontestasi Pilkada 2024.

Perkembangan sementara yang mencuat di lapangan—atau pembicaraan di ranah publik—nama-nama yang muncul justru tokoh-tokoh yang sudah pernah menikmati empuknya kekuasaan di semua tingkatan atau tokoh-tokoh yang sudah pernah maju tapi gagal, dan kini maju lagi.

Sempat muncul penilaian Aceh itu seperti krisis kader pemimpin. Kalau pun banyak yang mendaftar sebagai bacalon kepala daerah (di level provinsi), lebih suka pada posisi ban serap, termasuk kader-kader dari partai politik nasional.

“Fenomena ini perlu disikapi, apakah karena tidak percaya diri atau sudah bisa membaca sumbu politik ke depan dipegang oleh siapa sehingga mengambil posisi aman, meski rakyat mengharap langkah berbeda,” kata Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin.

Fenomena lain yang muncul adalah banyaknya pendatang baru (umumnya yang masih muda dan energik) seperti tak mampu melawan tokoh tua yang kembali naik panggung.

Perlu juga dicari tahu apakah yang muda dan potensial itu takut (taloe bulee) dengan senior atau ada hambatan lainnya sehingga terkesan paling sulit membangun pencitraan.

Yang menariknya lagi, sejumlah media massa masih menempatkan orang-orang atau tokoh yang ‘itu-itu saja’ sebagai kandidat pemimpin di Aceh, baik melalui iklan atau wawancara eksklusif yang kesannya menggiring.

Meski belum ada survei betapa tinggi pengaruh media untuk menggiring tokoh-toko tua kembali ke panggung politik, tetapi kita berharap media tidak hanya mencari keuntungan semata, tanpa peduli terhadap dampak yang ditimbulkan apabila ‘pilihan media’ ternyata berbeda dengan pilihan rakyat.

“Menanggapi berbagai fenomena itulah, kami dari PWI dan Forum Pemred yang ada di Aceh coba untuk membawa semua dinamika di lapangan ke Forum Group Discussion (FGD) bertema, Mencari Sosok Pemimpin Aceh yang Energik, Cerdas, dan Mengerti Akar Persoalan,” kata Nasir.

Melalui FGD yang dipandu oleh Ketua Forum Pemred Aceh, Nurdin Syam yang juga Pemred AcehHerald.com tersebut diharapkan muncul berbagai rekomendasi, misalnya tentang kriteria bakal calon, pendidikan, moral, kemampuan memetakan masalah dan action pada solusi. Juga kemampuan finansial (bukan sosok pencari kerja), mengerti Aceh dan akar persoalan yang dihadapi daerah ini, pro syariat, dan lainnya.

“Yang lebih penting lagi FGD ini mampu melahirkan pemikiran cerdas rakyat sehingga tidak melakukan kesalahan di panggung pilkada yang berakibat Aceh bisa kembali pada kondisi yang tidak sesuai dengan harapan rakyat,” tandas Ketua PWI Aceh.

Peserta FGD

Peserta FGD ini terdiri para Pemimpin Redaksi/Wartawan Lintas Media, para Ketua BEM Universitas, dan perwakilan LSM.

Sedangkan narasumber adalah para guru besar di USK, yaitu Prof. Dr. Mukhlis Yunus, S.E., M.M, Prof. Dr. Ir. Ahmad Humam Hamid, MA, dan Prf. Dr. Husni Jalil, SH, MH.

Menurut Nasir, semua yang berkembang dalam FGD akan dirangkum menjadi rekomendasi (dokumen publik) yang jadi pedoman bagi masyarakat untuk menentukan pilihan.

“Bukankah mengarahkan orang untuk menjadi cerdas dan berani menyampaikan ide-ide cerdas—termasuk bersikap—menjadi salah satu tanggung jawab pers dan para akademisi,” demikian Ketua PWI Aceh.[]

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Keuchik Lampulo Dihadiahi 1 Unit TV

25 June 2024 - 19:52 WIB

Pengurus Wilayah KB PII Aceh Dilantik 28 Juni

25 June 2024 - 19:21 WIB

Pj Bupati Aceh Besar dan Dandim 0101/KBA Kunjungi Makoramil Pulo Aceh

25 June 2024 - 19:06 WIB

Merasa Dirugikan oleh Putusan PTUN Banda Aceh, PT. Gading Bhakti Ajukan Banding

25 June 2024 - 15:38 WIB

Membangun Ekonomi Daerah Dengan Koperasi Oleh: Dr. (Cand) H. Fachrul Razi, M.I.P, M.Si, MH

25 June 2024 - 14:40 WIB

Upaya Kemenkumham Aceh Tingkatkan Perekonomian Daerah melalui Pemberdayaan dan Pemanfaatan Kekayaan Intelektual Komunal

25 June 2024 - 11:34 WIB

Trending di METROPOLIS