class="post-template-default single single-post postid-117909 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Ilmuwan Berhasil Kembangkan Otak Simpanse Tercanggih Ratusan Tenaga Non-ASN Desak Diangkat P3K Penuh Waktu DPR Aceh Segera Panggil BKA PNL dan PGE Sepakat Pengembangan SDM Migas Unggul Pj Wali Kota dan Kapolres Lhokseumawe Ikut Vicon Rakor Ketahanan Pangan 2025 Ratusan Tenaga Kesehatan R2 dan R3 Geruduk Kantor Bupati Bireuen

INTERNASIONAL · 17 Jul 2024 15:11 WIB ·

WHO : Bencana Kemanusiaan di Sudan Semakin Memburuk, Harus Segera Diatasi


 Salah satu pengungsi Sudan yang terpaksa harus hidup di pengungsian dengan kondisi yang mengenaskan. (Antara) Perbesar

Salah satu pengungsi Sudan yang terpaksa harus hidup di pengungsian dengan kondisi yang mengenaskan. (Antara)

HARIANRAKYATACEH.COM – Situasi di Sudan begitu memilukan. Musababnya, hampir 13 juta orang di Sudan kini menjadi pengungsi. Untuk mengatasi hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, bahwa bencana kemanusiaan harus segera diatasi agar tidak semakin memburuk. Salah satunya dengan acara membuka akses langsung ke Sudan.

“Akses sangat penting dan segera dibutuhkan agar kita dapat mencegah situasi kesehatan yang buruk,” kata perwakilan WHO untuk Sudan, Shible Sahbani, pada pengarahan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa melalui tautan video, dikutip dari Antara, Rabu (17/7).

Tanpa adanya tindakan yang segera, lanjutnya, situasi yang memburuk dengan cepat di Sudan bisa menjadi tidak terkendali, sehingga bisa menyebabkan penyakit, kekurangan gizi, dan trauma yang tidak terkendali, serta berdampak pada generasi berikutnya rakyat Sudan.

Sahbani menyebutkan, bahwa ia berada di Chad, Afrika Bagian Tengah, pekan lalu sebagai bagian dari misi tingkat tinggi WHO dari wilayah Mediterania Timur dan Afrika.

Menurutnya, kebutuhan yang ia lihat di Chad mencerminkan apa yang dialami para pengungsi di Sudan.

“Memilukan… Perempuan dan anak-anak bicara tentang kelaparan, penyakit, kekerasan, dan kehilangan. Penderitaan mereka tergambar di wajah mereka,” ucapnya.

Sahbani menekankan bahwa semua pengungsi yang ia temui menyebutkan kelaparan sebagai alasan mereka mengungsi dari Sudan.

Hampir 13 juta orang di Sudan kini menjadi pengungsi. Lebih dari 10 juta di antaranya tersebar di Sudan dan sedikitnya dua juta orang mencari perlindungan di negara-negara tetangga.

Selain itu, negara bagian Darfur, Kordofan, Khartoum, dan Al Gezira terputus dari bantuan kemanusiaan dan kesehatan akibat pertempuran yang tiada henti.

 

Perwakilan WHO itu mengatakan situasi di Darfur sangat mengkhawatirkan karena di daerah-daerah seperti El Fasher, tempat lebih dari 800.000 orang terkepung. Mereka tidak bisa mendapatkan pasokan makanan, layanan kesehatan, dan kebutuhan medis.

Para warga yang terluka juga tidak dapat dapat memperoleh perawatan darurat, termasuk anak-anak dan wanita hamil yang semakin melemah karena kelaparan akut.

Sahbani juga menyoroti kesenjangan pendanaan yang sangat besar. Ia mengatakan Rencana Respons Kemanusiaan untuk Sudan hanya mendapat dana 26 persen dari kebutuhan dan rencana respons kesehatan didanai 36 persen.

“Kita memerlukan tindakan segera untuk menjembatani kesenjangan itu,” tutur dia.

Editor: Kuswandi

 

Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Ketua DPRA Serahkan Berkas Pengesahan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih ke Wamendagri

15 January 2025 - 18:13 WIB

Ketua KIP Aceh Bertemu Wamendagri

15 January 2025 - 18:07 WIB

Ilmuwan Berhasil Kembangkan Otak Simpanse Tercanggih

15 January 2025 - 15:55 WIB

Tenaga Non-ASN Pemerintah Aceh Desak Kepastian Pengangkatan sebagai PPPK Penuh Waktu

14 January 2025 - 16:37 WIB

Tenaga Non ASN R2 dan R3 Demo Kantor Bupati Aceh Utara, Tuntut Diangkat PPPK Penuh Waktu

14 January 2025 - 09:16 WIB

PGRI Aceh akan Laksanakan Konferensi Provinsi

13 January 2025 - 19:09 WIB

Trending di UTAMA