RAKYAT ACEH | SIMEULUE – Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Simeulue yang berada di Kawasan desa Busung, Kecamatan Teupah Tengah, Kabupaten Simeulue, merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting untuk bidang perikanan dan budidaya.
Fasilitas BBIP yang berstatus dalam kewenangan Pemerintah Aceh, dibangun secara bertahap sejak tahun 2022 silam, dan sebelumnya telah berulangkali memproduksi dan menyediakan benih ikan unggul serta induk ikan unggul. Untuk kebutuhan usaha pembudidayaan ikan laut, baik itu dalam daerah maupun luar daerah.
Namun sarana strategis dibidang kelautan dan perikanan itu, semakin hari semakin menyusut produksi bibit ikan unggul dalam jumlah banyak, sehingga mendadak didatangi oleh Wakil Bupati Simeulue, Nusar Amin, untuk mempastikan kondisi fasilitas yang tersedia di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP), satu-satunya fasilitas yang ada dalam wilayah kepulauan Simeulue. Selasa 15 April 2025.
“Fasillitas BBIP ini, merupakan sarana dan aset yang sangat strategis di bidang perikanan dalam wilayah Kabupaten Simeulue. Dan sesuai dengan tugas pokok BBIP, yakni menyediakan benih dan induk ikan unggul untuk kepentingan usaha perikanan di Kabupaten Simeulue,” kata Wakil Bupati Simeulue.
Dari peninjauan dadakan tersebut, kondisi fisik bangunan maupun sarana prasarana BBIP itu juga tak luput dari perhatian orang nomor dua di Pemerintahan Kabupaten Simeulue, disebabkan ada fasilitas bangunan dan sarana pendukung lainnya tidak layak pakai dan tidak layak difungsikan, karena telah rusak dan berusia uzur.
“sesuai dengan tugas pokok BBIP, yakni menyediakan benih dan induk ikan unggul, maka BBIP yang masih dalam kewenangan Pemerintah Aceh, dan fasilitas ini merupakan ujung tombak bidang perikanan dan budidaya ikan di Kabupaten Simeulue. Namun kondisi bangunannya maupun fasilitasnya banyak yang tidak layak karena rusak,” imbuh Wabup Simeulue.
Sebelumnya Wakil Bupati Simeulue, mendapat laporan dan keluhan serta permasalahan yang dialami pelaku usaha budidaya, sistem Keramba Jaring Apung (KJA) di Kabupaten Simeulue, yamg kesulitan tidak untuk mendapatkan benih ikan unggul, sebab bila didatngkan benih ikan unggul dari luar daerah, membutuhkan biaya mahal dan resiko tinggi kematian benih ikan unggul.
Amatan rombongan Wabup Simeulue itu, menilai bahwa fasilitas dan sarana prasarana yang tersedia di BBIP Busung yang memiliki sekitar 20 unit bangunan serta peralatan utama lainnya yang ada, telah mengalami kerusakan sekitar 30 persen, disebabkan ada bangunan yang telah berusia uzur, juga sewaktu-waktu dapat membahayakan keselamatan petugas disana.
Koordinator Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Simeulue, Elfian. S.IP, yang ditemui Harian Rakyat Aceh, Rabu 16 April 2025, juga menyampaikan. “Apa yang disampaikan oleh bapak Wakil Bupati Simeulue dan Kadis KKP Simeulue itu, dari hasil peninjauannya kemarin itu, memang benar adanya,” katanya, dengan nada yang nyaris tidak terdengar.
Padahal sebut Koordinator Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Simeulue, bila berfungsi dengan maksimal fasilitas itu, persatu musim mampu memproduksi 300.000 ekor benih unggul ikan kerapu macan dan kakap putih, sehingga dengan produksi sebanyak itu dapat memenuhi kebutuhan permintaan usaha budidaya dalam daerah maupun luar daerah.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, Carles yang ditemui terpisah Harian Rakyat Aceh, Ragu 16 April 2025, mengatakan bahwa kunjungan dadakan Wabup Simeulue, Nusar Amin, merupakan realisasi dari hasil kunjungan sebelumnya Kampung Perikanan Budidaya setempat.
“Peninjauan dadakan bapak Wakil Bupati Simeulue ke BBIP itu, merupakan tindaklanjut hasil kunjungannya sebelumnya ke sejumlah pelaku usaha budidaya ikan. Keluhan pelaku usaha budidaya itu mengaku telah lama tidak tersedianya bibit ikan unggul dari BBIP Smeulue dan sulit didapatkan oleh pelaku usaha pembudidaya ikan laut, khususnya jenis bibit ikan Kerapu, dan ikan kakap putih,” kata Carles.
Lanjut Carles, setidaknya ada 20 usaha Keramba Jaring Apung (KJA) yang menganggur dan memilih tidak beroperasi kawasan Teluk Sinabang, Kecamatan Simeulue Timur, karena tidak tersedianya bibit ikan unggul. Padahal dinilai sangat tinggi kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap ikan segar jenis ikan kerapu dan kakap putih, sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat dari sektor perikanan. (Ahi).