class="wp-singular post-template-default single single-post postid-133868 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Bupati M. Nasrun Mikaris: Dampak MBG, Persatu Bulan Peredaran Uang Bisa Mencapai Rp5 Miliar di Simeulue Polres Bener Meriah Bekuk Dua Pelaku Curanmor MTsN 1 Banda Aceh Raih Juara Umum Event GENSA SMPN 1 Banda Aceh. Warga Tumpok Teungoh Ramai-ramai Bergotong Royong  Aston Villa bungkam Newcastle United 4-1

UTAMA · 1 Mar 2025 18:14 WIB ·

Santri Dayah Mini Asal Subulussalam Jadi Imam Tarawih di Malaysia


 Santri senior Dayah Mini Aceh, Tgk. Al Ajimi, yang berasal dari Kota Subulussalam mendapat kehormatan menjadi imam tarawih di sejumlah masjid dan surau di Malaysia selama bulan Ramadhan. FOTO IST Perbesar

Santri senior Dayah Mini Aceh, Tgk. Al Ajimi, yang berasal dari Kota Subulussalam mendapat kehormatan menjadi imam tarawih di sejumlah masjid dan surau di Malaysia selama bulan Ramadhan. FOTO IST

PULAU PINANG – Santri senior Dayah Mini Aceh, Tgk. Al Ajimi, yang berasal dari Kota Subulussalam mendapat kehormatan menjadi imam tarawih di sejumlah masjid dan surau di Malaysia selama bulan Ramadhan. Ia didampingi langsung oleh Pimpinan Dayah Mini Aceh, Tgk. Umar Rafsanjani, yang juga dijadwalkan mengisi berbagai kegiatan dakwah di beberapa wilayah, termasuk Pulau Pinang, Kedah, dan Seremban.

Keduanya tiba di Pulau Pinang pada Sabtu (1/3) dan disambut oleh Ust. Rahmat Saleh, seorang ulama asal Aceh lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir. Ust. Rahmat kini menetap di Malaysia setelah menikah dengan istrinya, yang merupakan warga asli Malaysia dan juga lulusan Al-Azhar.

Selama Ramadhan, Tgk. Al Ajimi dan Tgk. Umar Rafsanjani dijadwalkan menjadi imam tarawih di sejumlah tempat, di antaranya Masjid Sungai Tiram Bayan Lepas, Masjid Taman Brown Gelugor, Surau Zillussalihin Taman Melati Bayan Baru, Surau Flat Hijau Sungai Nibong, serta Surau As-Sa’adah Tabung Haji. Selain memimpin tarawih, mereka juga akan mengisi tazkirah Ramadhan, qiyamullail, dan kuliah subuh di Surau Al-Qudwah Seremban serta Surau Taman Merpati Kulim, Kedah.

Kegiatan ini berlangsung di tengah perbedaan awal Ramadhan antara Malaysia dan Indonesia. Pemerintah Malaysia menetapkan awal puasa pada Ahad, 2 Maret 2025, sementara di Indonesia, mayoritas umat Islam telah memulai puasa sehari lebih awal, yakni pada Sabtu, 1 Maret 2025. Perbedaan ini disebabkan oleh metode penentuan awal bulan hijriyah yang berbeda di masing-masing negara. Malaysia menggunakan hasil rukyatul hilal yang dipantau oleh Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), sedangkan Indonesia mengombinasikan metode rukyat dan hisab dalam sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama RI.

Meski demikian, perbedaan ini tidak menjadi penghalang bagi hubungan keagamaan antara Aceh dan Malaysia. “Ini bukan sekadar menjadi imam tarawih, tetapi juga membawa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin serta mempererat ukhuwah Islamiyah lintas negara,” kata Tgk. Umar Rafsanjani.

Dengan serangkaian jadwal yang telah disusun, kehadiran mereka diharapkan dapat menambah semarak bulan Ramadhan dan memberikan manfaat bagi jamaah di Malaysia.(ra/drh)

Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Kepala DPMPTSP Aceh Pimpin Donor untuk Penuhi Kebutuhan Darah Aceh

21 April 2025 - 17:56 WIB

Dorong Sinergisitas Olahraga dan Budaya: ISBI Aceh Resmikan Lapangan Petanque Pertama di Kampus Seni

21 April 2025 - 17:26 WIB

Hindari Lubang, Penumpang Sepmor Meninggal Setelah Mendapat Pertolongan

20 April 2025 - 19:53 WIB

Danrem Lilawangsa Minta Pemerintah Bangun Jalan ke Makam Cut Meutia

20 April 2025 - 18:48 WIB

Aston Villa bungkam Newcastle United 4-1

20 April 2025 - 14:26 WIB

Penegakan SI, Kadis Syariat Islam Apresiasi Langkah Walikota Banda Aceh

19 April 2025 - 19:48 WIB

Trending di UTAMA