SUBULUSSALAM (RA) – Sejumlah rumah bantuan baik yang berasal dari APBA maupun APBK Subulussalam banyak tidak terhuni dan terpajang hingga dikerumuni rumput. Muncul kecurigaan dengan tidak dihuninya rumah bantuan tersebut karena penerimanya orang yang memiliki kemampuan.
“ logikanya, kalau penerima rumah bantuan itu tepat sasaran dalam arti orang miskin yang belum memiliki rumah, pasti dihuni. Yang kita curigai penerima manfaat orang yang kaya dan sudah memilik rumah “ kata Edi Sahputra Bako, S. Sos, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Kota Subulussalam kepada rakyataceh, Minggu (5/2).
Hasil pantauan dilapangan, kata Edi, pihaknya menemukan banyak rumah bantuan bahkan jumlahnya mencapai puluhan yang tak terhuni bahkan saking lamanya sebagian kontruksi rumah tersebut sudah mulai rusak. Munculnya kecurigaan penerima tidak tepat sasaran, harga tanah diatas bangunan tersebut hampir menyamai pagu rumah bantuan “ rumah bantuan kalau saya tidak salah, pagunya antara Rp 75-80 juta perunit, sementara harga tanah tempat rumah dibangun hampir menyamai, berarti pemiliknya orang yang mampu “ ujar Edi.
Edi mengatakan, pihaknya sering menerima keluhan masyarakat miskin yang belum memiliki rumah betapa susahnya mendapatkan rumah bantuan dari pemerintah bahkan puluhan kali membuat proposal tapi tidak pernah dapat.
Edi menyarankan, pemerintah bersama legislatif agar peka mendengarkan keluhan masyarakat miskin yang belum memiliki rumah. Jika perlu, tambah Edi, pemerintah membentuk tim untuk menyisir rumah bantuan yang belum terhuni dan mengalihkan kepemilikan kepada masyarakat miskin.
“ Baiknya bentuk tim untuk mencek rumah bantuan yang belum dihuni, dan alihkan kepemilikan kepada warga yang belum memiliki rumah. Jangan hanya menonton saja “ harap Edi (lim)