RAKYAT ACEH | SIMEULUE – Musibah bencana kebakaran yang meludeskan harta benda warga Pulau Simeulue, sejak tahun 2019 hingga tahun 2023, sebanyak 17 kasus kebakaran yang terjadi di sejumlah titik yang ada di 10 Kecamatan.
Belasan kasus musibah bencana kebakaran yang telah menimbulkan dampak kerugian tersebut, berdasarkan data resmi yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue, pertanggal 31 Desember 2023, yang diterima Harian Rakyat Aceh, Rabu, 22 Mei 2024.
Hal itu disampaikan Zulfadli, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue, kepada Harian Rakyat Aceh.
“Sejak 2019 hingga 2023, sebanyak 17 kasus bencana kebakaran, yang terjadi disejumlah titik dalam wilayah Kabupaten Simeulue,” kata Zulfadli.
Zulfadli menambahkan, data lima tahun terakhir itu belum, termasuk data musibah bencana kebakaran yang terjadi pada tahun 2024, dan pihaknya saat ini meningkatkan keahlian, profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) serta juga sosialisasi kepada masyarakat untuk antisipasi dan deteksi dini potensi bencana kebakaran.
Dengan cakupan luas dan geografi wilayah, pihak BPBD Simeulue juga menyebar personil serta armada pemadam kebakaran di sejumlah pos pemadam yang ada, yakni satu unit armada pemadam di siagakan di Kecamatan SimeulueTengah dan satu unit pemadam kebakaran di pos pemadam KecamatanSimeulueBarat.
Selanjutnya 7 unit pemadam kebakaran dan satu unit armada pemadam lainnya jenis mobil Fire Jeep dan pompa portabel pemada yang di siagakan langsung di markas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue dalam wilayah pos pemadam kebakaran Kecamatan SimeulueTimur.
Dengan cakupan luas geografi Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) dalam Kabupaten Simeulue, yang dapat di realisasikan hanya tiga WMK, yakni Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Simeulue Timur dan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Simeulue Tengah serta terakhir Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Simeulue Barat.
Seharusnya dan idealnya Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) telah tersedia di masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Simeulue yang memiliki 138 desa, sehingga dapat ditempatkan peralatan pemadam kebakaran untuk antisipasi musibah bencana kebakaran, dengan cepat dan tepat.
“Dengan grafik kasus bencana kebakaran setiap tahunnya dan cakupan luas geografis wilayah, idealnya setiap kecamatan ada WWK atau pos pemadam kebakaran. Maka kendala kita masih ada Kecamatan belum ada pos pemadam, sehingga saat antisipasi bencana kebakaran tidak maksimal,” imbuh Kalaksa BPBD Simeulue.
Kebutuhan yang sangat penting dan mendesak harus tersedianya Pos Siaga Damkar yang dilengkapi dengan armada pemadam kebakaran di Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK), yakni Kecamatan Teupah Barat, kecamatan Teluk Dalam, kecamatan Salang, kecamatan Alafan dan kecamatan Simeulue Cut.
Sedangkan peralatan yang harus segera dilakukan pergantian atau perbaikan sesuai standar internasional dan nasional yakni sebanyak 6 selang telah bocor, kemudian sebanyak 18 selang harus diganti, sedangkan 24 selang lagi yang saat ini dengan kondisi baik dan masih dapat diandalkan saat terjadi bencana kebakaran di 10 Kecamatan.
Update data resmi yang dirilis BPBD Simeulue itu, ada 17 kasus musibah bencana kebakaran, sejak tahun 2019 hingga 2023 yang terjadi disejumlah titik dalam Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) di masing-masing Kecamatan, yakni pada tahun 2019 ada tiga kasus musibah bencana kebakaran.
Kemudian Tahun 2020, tidak ada data kasus musibah bencana kebakaran. Tahun 2021, juga tidak ada data kasus musibah bencana kebakaran. Tahun 2022 sebanyak lima kasus musibah bencana kebakaran. Terakhir tahun 2023 terjadi musibah bencana kebakaran sebanyak 12 kasus. (ahi/hra)
